Tampilkan postingan dengan label hardcore. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hardcore. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 November 2015

Akhirnya Akupun Larut

Akhirnya Akupun Larut

Cerita dewasa - Seorang wiraswasta. Kami tinggal di Denpasar, Bali. Cerita ini bermula satu setengah tahun lalu, ketika teman kuliah suamiku datang dari Jakarta bersama suaminya. Sebut saja namanya Sally, sedangkan suaminya bernama Tomy. Usia mereka tak jauh berbeda dengan kami. Hari pertama tak ada yang terjadi alias biasa-biasa saja, namun masuk hari kedua, saya mulai mencium ada yang tak beres antara suamiku dengan mbak Sally. Dari tatapan mereka tampaknya ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Tapi saya gak tahu. Sementara mas Tomy kelihatannya cuek aja. Malam ketiga, setelah kami pulang dari santap malam di seputaran Denpasar, saya langsung saja mohon pamit untuk segera beristirahat. Suamiku dan kedua tamu kami masih terus ngobrol.

Tengah malam, saya gak tahu jam berapa, saya merasa haus sehingga bangun. Suamiku belum ada di sampingku. Perlahan aku menuju dapur, namun begitu akan memasuki ruang tengah, ada suara-suara yang tak asing lagi di telingaku dari ruang keluarga. Saya pikir gila juga mas Edy, masa selagi ada tamu ia nonton BF dengan volume yang cukup keras. Dengan sedikit kesal saya berniat untuk menegurnya, namun ketika tanganku baru membuka tirai pintu ruang keluarga, jantungku berdetak kaget. Suamiku memang lagi nonton BF, tapi ia tidak sendirian. Ia nonton bersama kedua tamu kami. Dan yang membuatku kaget adalah mereka sebenarnya tidak peduli dengan film yang ada di layar TV, namun ketiganya lagi asik bercinta bareng! Mbak Sally lagi dikeroyoki oleh suamiku dan suaminya. Kulihat suaminya dari bawah, sementara suamiku "mengerjai" mbak Sally dari atas, maksud saya dari anus mbak Sally. Artinya mbak Sally sedang di"double" penetrate oleh kedua lelaki tersebut.

Napasku kian memburu, antara cemburu dan nafsu, tapi aku berusaha kendalikan diri. Suara mbak Sally seakan mengalahkan volume TV, Ouhhhss, ***** my Ass hole!! Yeah, Edy, dig it deeper... ouhhh... harder....!!! Untuk sesaat aku gak tahu harus berbuat apa sehingga hanya terbengong aja melihat aksi mereka bertiga hingga teriakan histeris mbak Sally yang orgamse membuyarkan lamunanku. Bersamaan dengan itu mas Edy dan mas Tomy mengakhiri pendakian mereka dengan menyemburkan mani mereka ke mulut dan tubuh mbak Sally. Lenguhan kedua lelaki membuat saya segera berjinjit dan segera masuk kembali ke kamar tidur. Rasa hausku hilang, namun ada semacam perasaan aneh yang tak bisa kulukiskan. Saya cemburu suamiku bercinta dengan wanita lain di depan mataku, tapi yang membuat saya bingung suami dari wanita itu juga terlibat dalam aksi seks itu, dan nampaknya mereka sangat menikmati permainan itu. Kutunggu mungkin hampir satu jam ketika suamiku muncul di kamar kami. Saya sengaja tertidur pulas, agar mas Edy tidak mengetahui bahwa saya sebenarnya mengetahui yang baru saja mereka lakukan.

Aroma parfum sabun teraa sangat segar, bertanda ia sudah membersihkan diri. Saya sengaja membalikkan badan dan memeluknya, namun dengan perasaan yang tak bisa dilukiskan. Ingin sekali saya bertanya, namun kata-kata sepertinya terpaku dalam mulutku. Suamiku balas memelukku, mencium keningku kemudian langsung tertidur. Ia tentu saja sangat kecapaian. Saya tidak tahu berapa jam mereka bertiga bergelut tadi. Ada perasaan jijik berada dalam pelukannya, namun aku sangat mencintainya. Kehidupan seks kami sangat baik, kami sangat terbuka untuk berdiskusi tentang apa saja mengenai hal ini, bahkan pernah sekali dua kali kami menyinggung tentang tukar pasangan, namun aku tak menanggapinya dengan serius. Aku seorang wanita yang berhasrat seks sangat tinggi, bahkan fantasiku kadang-kadang sangat liar sehingga aku malu untuk mengatakannya pada suamiku sendiri. Namun, malam ini, di depanku sendiri, suamiku memenuhi salah satu fantasinya untuk "mengeroyok" satu wanita bersama laki-laki lain. Dan, impian tergilanya yang hingga kini belum juga saya penuhi, yakni anal seks, terwujudkan bersama mbak Sally. Aku bingung, apakah mbak Sally teriak kenikmatan karena kemaluan suaminya yang bersarang di vaginanya, atau penis suamiku yang mengerjai duburnya? Atau karena dua sensasi yang berbeda itu? Aku semakin penasaran, namun sejujurnya masih ada perasaan aneh yang tak bisa kuungkapkan. Dalam kebingunganku, aku tertidur dalam pelukan suamiku.

Jam enam pagi aku bangun. Suamiku masih terlelap. Demikian juga kedua tamu kami. Segera aku membereskan rumah, dan yang jadi prioritasku adalah ruang keluarga. Namun aku tidak menemukan suatu keganjilan apapun. Semuanya nampak seperti biasanya. Hanya saja sebuah kepingan VCD yang berjudul "Orgy in Paradise" kutemukan di kaki buffet. Kuambil dan mencari boxnya tapi gak kutemukan. Sehingga aku taruh aja di atas player VCD dalam buffet kami. Selesai bersihkan rumah, aku segera menyiapkan sarapan pagi. Jam sudah menunjukkan pikul 07.00 tapi mereka bertiga belum juga bangun. Aku langsung saja mandi, kemudian membangunkan suamiku. "Mas, ayo dong bangun, udah siang nih"! Dengan agak malas suamiku berusaha membuka matanya. "Udah jam berapa nih say?" Ia menanyakannya dengan senyum. "Jam tujuh lewat" kataku langsung memberikannya handuk. "Ayo dong mandi. Ntar gak enak sama mbak Sally dan suaminya loh" Aku berusaha berbicara dengan nada yang wajar. Mas Edy dengan berat hati melangkah menuju kamar mandi.

Jam 07.45 kami semua sudah berada di meja makan. Aku sekali lagi berusaha untuk tampil biasa-biasa saja. "Wah, sepertinya sarapan pagi ini enak sekali. Ada susu, ada telur dan orange juice! Benar-benar favorit kami di Jakarta" mbak Sally membuka pembicaraan. "Ah, biasa aja mbak. Maaf loh, hanya ini yang bisa kusiapkan. Maklum soalnya pagi tadi gak sempat ke pasar. Habis mana mas Edy bangun kesiangan, lagian pembantunya lagi cuti. Praktis hanya kami berdua aja". "Sorry sayang, aku memang bangun terlambat. Soalnya semalam kami ngobrol sampai larut malam"! mas Edy menimpali sambil tersenyum. Mbak Sally dan suaminya juga demikian. Ada semacam rasa benci dalam hati, namun aku berusaha untuk mengendalikannya. "Mari mbak, mas, silahkan dimakan rotinya, ntar keburu dingin loh" aku mempersilahkan tamuku untuk mulai sarapan. Aku memberikan roti yang telah berisi selai kepada suamiku. "Thanks sayang". "Wah, beruntung Edy memiliki istri seperti Ana. Cantik dan penuh perhatian lagi!" mas Tomy berujar sambil tersenyum. Aku gak tahu apa arti senyumnya, namun perasaanku mengatakan ada sesuatu yang sebenarnya ingin ia katakan. "O ya mas, rencananya hari ini mau kemana?" tanyaku sambil menatap suamiku. "Belum tahu tuh, mungkin setelah sarapan kita diskusikan lagi. Begitu kan Tomy?" mas Edy menimpali.

"Kalau begitu aku mohon maaf, karena aku harus ke salon hari ini. Jika mas mau antar mbak Sally dan mas Tomy tolong diatur agar mereka tidak kecewa. Sayang sekali karena saya gak bisa ikut dengan kalian. Soalnya sudah terlanjur janjian untuk creambath dengan salon langganan kami". Sesaat mereka terdiam, tiba-tiba mbak Sally menimpali "mungkin sebaiknya kita istirahat aja di rumah. Gimana menurutmu mas? kasihan mas Edy masih capek!" kata mbak Sally sambil melihat suaminya. "Ide yang baik. Lagian kita tidur kemalaman sih. Ntar siapa yang kuat nyetir?" mas Tomy menjawab. "Gak apa-apa kok, mas Edy udah biasa"! kataku. Namun, akhirnya mereka sepakat untuk tidak kemana-mana sehingga perasaanku semakin gak karuan. Aku mencoba untuk membuang memoriku semalam, namun semakin jelas dalam benakku episode-episode percintaan mereka semalam.

Aku pamit kepada mereka, berusaha senyum yang wajar dan meninggalkan rumah. Aku sengaja tidak membawa mobil, aku memilih memakai taksi aja. 45 menit berlalu, aku merasa semakin tidak nyaman menunggu giliranku di salon. Akhirnya aku batalkan saja dan pulang ke rumah. Perasaanku semakin tidak karuan sehingga aku meminta sopir untuk berhenti dari jarak seratusan meter. Perlahan aku membuka pagar dan langsung menuju halaman belakang. Rumah nampak sepi, tapi perasaanku deg degkan sekali. Dengan perlahan aku membuka pintu belang, membuka sepatu dan berjinjit masuk ke dalam. Dugaanku benar! Di ruang yang sama mereka mengulangi lagi perbuatan mereka. Kulihat suamiku sedang menjilati vagina mbak Sally, sementara ia memberikan service mulut bagi suaminya. Dalam keadaan siang bolong aku lebih jelas melihat aksi mereka. Aku gak tahu harus berbuat apa, tapi napasku semakin memburu. Aku kesal, marah dan ingin berteriak histeris. Akan tetapi jujur kukatakan ada gairah yang hampir meledak dalam diriku. Aku terbawa oleh suasana. Aku memang sangat bernafsu.

Dalam kebingunganku, sepatu di tanganku jatuh dan mengagetkan ketiganya. "Eh, kamu An.." suamiku kaget. "Maaf ya An, kami tak bermaksud menyakitimu. Kami bertiga udah biasa melakukan ini semenjak kuliah dulu. Ini hanya soal seks aja, gak lebih". Mbak Sally mencoba untuk mencairkan suasana. Aku terdiam, duduk di sofa, di depan mereka. Sementara mereka masih tetap telanjang, tidak berusaha untuk menutupi aurat mereka. Aku menutup mata, mau menangis, namun tak bisa. Tiba-tiba suamiku memelukku, dan mencium tengkukku. "Maaf say, sekali lagi maaf..." Aku tidak bereaksi, sampai mbak Sally duduk di sampingku dan mulai mencium telingaku. Aku kaget, namun suamiku segera menyumbat mulutku dengan ciumannya. Mbak Sally gak berhenti di sana, tangannya terus bergerilya sehingga dalam sekejap rok dan kaosku sudah terbuka. Aku berusaha meronta, namun tangan-tangan mereka terlalu kuat. Aku mulai merasa sensasi yang luar biasa ketika mbak Sally mencium dan menjilat putingku. Aku hanya bisa berdesah kenikmatan.

Pikiranku buntu, sementara kenikmatan kian menggerogoti tubuhku. Antara sadar dan tidak kurasa ada seseorang yang menarik celana dalamku dan membuka lebar kedua pahaku. Aku lemah. Aku pasrah saja, sehingga ketika ada lidah yang bermain-main di vaginaku aku hanya bisa melenguh, mendesis dan menggigit bibirku. Aku gak tahu lidah siapa yang bermain di sana, namun kuyakin itu bukan milik suamiku. Lambat laun aku pun mulai terbawa oleh gairahku sendiri sehingga aku sudah tidak peduli lagi dengan keadaan. Dalam dekapan tiga pasang tangan, aku orgasme beruntun. Nafasku tak beraturan, tapi aku mulai sadar. Di selangkanganku mas Tomy lagi asik dengan permainannya. Aku kaget, tapi mbak Sally segera menarikku, menciumku dengan ganasnya. Aku gak tahu harus berbuat apa. Baru saja aku terhempas oleh puncak orgasme yang luar biasa, kini aku diserang lagi. Aku kaget, karena tidak pernah berciuman dengan wanita, apalagi ini di depan suamiku sendiri. "Nikmati aja sayang, gunakan fantasi liarmu agar kamu bisa terpuaskan..." suamiku berbisik sambil terus meremas-remas payudaraku. Sementara di selangkanganku, ada sebuah tuntutan yang hampir meledak, ketika mas Tomy mencium anusku. Dengan lidahnya ia mempermainkan daerah sekitar duburku yang membuatku semakin terbang tinggi. Sekali-sekali ia menggigit pantatku, dan berusaha memasukkan lidahnya ke dalam anusku. Sensasinya tak bisa kulukiskan! Dalam puncak kenikmatanku, suamiku mengganti posisi mas Tomy, dan dengan rakusnya dia mencium dan menjilat seluruh pantatku. Ia tak pernah seliar ini, namun aku tak berusaha untuk menahannya.

Aku sedang tenggelam dalam luapan gairah yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Sementara mbak Sally bergantian dengan suaminya bermain dengan puting dan mulutku, suamiku mulai mencoba memasukkan jarinya kedalam anusku. Aku kaget, namun sekali lagi aku tak kuasa menahannya. Hasratku mengalahkan logikaku. Pertama satu jari, kemuadian dua, lalu tiga. Awalnya cuma sodokan pelan, namun lama-kelamaan semakin kencang. Sementara jemarinya keluar masuk di duburku, mas Edy mencium dan menjilat klitorisku dengan ganas. Ingin sekali aku berteriak, namun suaraku tertahan oleh ganasnya serangan mbak Sally di mulutku. Aku terbuai dalam permainan itu, sehingga aku ikuti saja ketika suamiku membalikkanku, dengan posisi nungging ia mulai berusaha untuk menggunakan ******nya di lubang pantatku. Aku hanya pasrah, ketika pelan-pelan ******nya mulai masuk, aku merasa agak nyeri, namun rasa itu segera hilang bersamaan munculnya sensasi yang luar biasa dalam perutku. Suamiku semakin cepat melakukan aksinya, sementara mbak Sally berusaha memberikan rangsangan tambahan dengan mencium memekku.

Ia terus menjilat, dan terus saja menjilat lendir vaginaku yang bercampur dengan ludahnya. Aku ingin berteriak, namun sekali lagi mulutku tersumbat oleh kemaluan mas Tomy. Aku begitu liar, rasioku hilang. Yang ada hanyalah tuntutan kepuasan, desakan untuk segera meledak dari dalam perutku. Akhirnya, puncak itu datang juga. Aku merasakan multiple orgasme yang bertubi-tubi, kenikmatan yang aku ragu bisa mendapatkannya lagi. Dalam erangan puncakku, mas Tomy memuntahkan laharnya dalam mulutku. Aku tersedak, sebagian tertelan. Namun mas Tomy tetap memasukkan ******nya dalam mulutku. Dengan liar aku menjilat dan membersihkan sisa maninya di situ. Belum hilang kenikmatanku, suamiku semakin gencar menyodok pantatku, dan dengan hentakan yang keras ia menumpahkan maninya dalam pantatku. Aku terdampar di pantai kenikmatan yang tak pernah kucapai. Yang kutahu, setelah mencabut ******nya, aku mas Edy menyodorkan barangnya yang baru saja dikeluarkan dari duburku untuk kujilat. Aku gak lagi berpikir normal. Nafsu telah menguasai benakku sehingga tanpa merasa jijik aku langsung menjilat dan mengulum sisa-sisa lendir di batang kemaluan mas Edy.

Sementara itu, mbak Sally mulai pindah dari memekku, kini lidahnya bermain-main di lubang pantatku. Ia membersihkan seluruh cairan yang ada di sana, tanpa meninggalkan bekas. Lalu, dengan sisa-sisa nafsu yang ada ia mencium bibrku, dan dengan agak memaksa ia membuka mulutku dan bermain-main dengan lidahku. Kami terdiam, hanya saling menatap, namun yang jelas, bagiku, suatu petualangan seks telah kumulai. Bahkan dengan sekaligus tiga langkah. Analseks, berorgy dan bercinta dengan wanita. Aku menutup mata, malu, namun ada kepuasan yang tak bisa kulukiskan dengan kata-kata.....

Kamis, 30 Juli 2015

Kenikmataan bersama therapist pijat

Kenikmataan bersama therapist pijat

cerita bokep hot


Cerita bokep hot - Saya adalah seorang wanita karir single yang berumur 33 tahun, berikut adalah pengalaman saya yang tidak terlupakan pada saat saya berlibur ke Bali. Pengalaman ini membuka satu lapisan dari kehidupan saya yang tidak pernah saya temukan sebelumnya. Sisi lapisan tersebut mengungkapkan bahwa saya adalah seorang yang menyukai peran sebagai Dominant dalam permainan sex. Berikut ulasan dari pengalaman saya yang menyadarkan saya.

Hari sudah sore sekitar jam 6, capai shopping seharian di Seminyak saya balik ke kamar hotel yang terletak di salah satu hotel berbintang 5 di kawasan Nusa Dua. Sambil tiduran kelelahan saya telpon massage service yang terdapat di directory menu di kamar hotel. Setelah menerangkan harga dan paket massage yang ada, saya memutuskan untuk mengambil pijat tradisional selama 2 jam di kamar, karena saya sudah letih dan malas untuk jalan jalan ke luar lagi.

Si operator menanyakan saya apakah mau male/female masseur, karena iseng saya bilang yang male. Dengan malas saya mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk shower air panas, sambil memejamkan mata saya berdiri diatas pancuran shower dan membiarkan badan saya di siram oleh air hangat yang terasa sangat menyegarkan badan.

Setelah kurang lebih 40 menit kamar saya bel, dengan tergesa gesa saya mengeringkan badan dan menutupi badan saya dengan handuk. Ternyata Massage service yang saya pesan sudah datang, sambil berpegangan pada handuk saya mempersilah dia masuk ke dalam.

“Permisi Bu..” ujarnya.

Kesan pertama orangnya sangat sopan, penampilan tidak terlalu macho, body biasa saja tidak terlalu atletis, tetapi tinggi dan kulitnya hitam tapi bersih (tidak ada kumis/jenggot) dan rambut pendek cepak. Dia mengunakan baju kaos linen putih, dan celana panjang putih linen tipis yang longar (diikat dengan tali di pinggang)

cerita bokep hot
Si therapist mempersilahkan saya untuk membuka bajunya semua dan tidur tengkurap di atas tempat tidur, sementara dia pergi ke kamar mandi untuk mempersiapkan peralatannya dan mungkin cuci tangan dan lain lain.


Si therapist ternyata orang Jawa yang merantau ke Bali, sambil ngobrol ngobrol si therapist memijat seluruh badanku dengan minyak aroma therapy. Setelah seluruh badan belakang selesai, si therapist permisi untuk memijat di bagian pinggul dan paha dalam, dan karena saya lagi iseng (mungkin horny) saya mempersilahkannya.

Kemudian dioleskan minyak massage dengan lembut ke seluruh bagian pinggul luar dalam, paha, selangkangan dan bahkan sampai ke sekitar lubang anus, pada saat di pijat di areal itu saya kegelian enak, secara enggak sadar kakiku makin terbuka, karena terkadang secara “tidak sengaja” jari jari si therapist menyentuh ke bagian vagina dan clitoris saya.

Proses pijat lembut di areal sensitif ini ini berlangsung selama kurang lebih setengah jam, aku sampai terenggah-engah keenakan, merem melek sampai hampir pingsan keenakan.

Lalu si therapist bertanya apakah mau di lanjutkan dengan kissing massage, saya tidak ngerti apa kissing massage itu, si therapist menjelaskan, ternyata kissing massage adalah seluruh badan akan diciumi dan dijilati dengan lembut dari ujung jari kaki sampai ke ujung rambut.

“Wow..” dalam hati saya, karena saya yang lagi punya niat nakal langsung saja saya mengiyakan.

Si Therapist kemudian bertanya dan minta ijin apakah dia boleh buka baju. Karena penasaran saya bilang ok, maka mulailah si terapis membuka bajunya satu persatu di depan saya yang sedang tengkurap lemas. Si therapis sangat sexy dan sopan, dia membuka bajunya semua dan melipatnya satu persatu di atas tempat tidur sampai telanjang bulat, di depan muka saya terlihat penisnya yang sudah setengah ereksi, dengan bulu yang sudah di trim dengan rapih.

cerita bokep hot

Maka mulailah si therapist naik ke atas tempat tidur dan menciumi dengan lembut, tengkuk, punggung, pinggul, paha, betis, kemudian kaki saya di tekuk, diangkat dan ditaruh di antara paha dan badan si therapist sambil dia pelan pelan menghisap jari kaki saya satu persatu sambil mengulumnya dengan lidah.


Kemudian mulut dan lidah si terapis naik lagi ke bagian sensitif pinggul dan selangkangan. Kali ini dia menjilati bagian pinggul dalam dan memasukan lidahnya ke dalam anus saya sambil tangannya membuka pipi pinggul saya, lidahnya di mainkan disana, sensasinya luar biasa sampai aku berteriak teriak.

Kemudian saya di suruh berbalik badan, seluruh badanku sampai gemetaran dan lemas. Sambil berlutut dan tersenyum sopan si terapist permisi untuk memulai kissing massage dibagian depan. Menurut saya sikap si therapist ini sangat submissive dan sopan sekali, sehingga saya merasa comfortable/nyaman dan pada saat itu sisi dominating saya muncul.

Dengan posisi berlutut dan membungkuk si therapist mulai menciumi dan menjilati lembut sekitar dada, saya yang merasa di atas angin mulai meraba raba badan si terapis yang keras dan berotot walau sedikit terlalu kurus. Pada saat diraba si therapist tidak protes ataupun bersuara, karena penasaran saya lalu mulai memegang megang penis si terapis yang sudah mulai keras dan bergoyang goyang mengantung di antara dua kaki yang sedang belutut.

Awalnya pelan pelan, namun karena tidak ada reaksi saya mulai meremas remas bagian “balls” dan penis, pada saat itu si Therapis mengerang kesakitan namun tetap pasrah dan terus menjilati tubuh saya. Pelan pelan si therapist mulai turun menjilati perut dan bagian atas vagina saya sambil terus berlutut dan memberikan akses alat vitalnya kepada tangan dan jari saya.

Setelah kurang lebih 15 menit saya sudah tidak sabar lagi, aku menjambak rambut si terapis dan mengarahkan kepala dan mulutnya untuk menjilati clitorisku yang sudah sangat sensitif. Tidak lama kemudian saya climax, mungkin ini adalah orgasme yang paling sensational yang pernah aku alami karena proses teasing mencapai puncak sangat lama dan mengoda.

Pada saat itu si therapist tetap pada posisi submissivenya sambil menundukan kepala mulai memijati tangan saya seolah tidak terjadi apa apa, tadinya saya sempat malu pada saat orgasme, namun karena sikap si therapist yang profesional itu membuat aku merasa relax dan santai.

Lalu si therapist bertanya apakah ada lagi yang bisa dia lakukan, pada saat itu karena sudah ngantuk dan relax, maka saya bilang bahwa saya ingin tidur, maka si therapis dengan perlahan memakai bajunya dan memberikan slip charge yang untuk di tanda tangani, waktu itu saya bingung harus kasih tip berapa, saya kasih dia 500,000 si terapist hanya tersenyum dan tidak complain malah dia menawarkan lagi untuk service massage besok.

Dia juga berkata kalau saya suka, dia akan membawa peralatan extra besok, karena penasaran saya bertanya “Peralatan apa lagi?”

Ternyata dia adalah seorang pemijat submissive yang suka melayani dan disiksa oleh clientnya yang rata rata orang asing. Peralatan extra tersebut adalah alat alat pengikat seperti tali tambang, borgol, cambuk, pecut, rotan, penis karet dan lain lain.

Pembaca sejak pertemuan itu, saya menjadi ketagihan dan terkadang saya membooking dia seharian untuk saya siksa dan melayani saya dengan tangan terikat.

Pernah selama 3 jam nonstop saya suruh dia menjilati vagina saya sambil berlutut di bawah, sedangkan saya duduk santai sambil merokok dan nonton TV.

Kalau saya ingin pipis saya tinggal jongkok diatas mulutnya yang terbuka lebar, dan mengencingi mulutnya, dengan taat dia meminum air kencing saya dan membersihkan vagina saya setelah selesai.

Saya juga menikmati erangan seorang pria pada saat saya siksa, biasanya saya suruh dia nungging dan pantatnya saya pukul pakai rotan sampai merah biru sambil sesekali saya colok colok lobang pantatnya dengan rotan tersebut.

Saya bisa menjadi sangat egois dalam permainan ini, saya tidak peduli apakah dia merasa tidak enak atau kesakitan, yang penting saya puas dan enak. Mempunyai ego seperti ini di saat momen permainan itu membuat saya menjadi merasa kuat dan berkuasa.

Setelah balik ke Jakarta saya mencoba untuk mencari society yang gemar dan sealiran dengan saya, namun sampai saat ini saya belum pernah menemukan group orang tersebut, mungkin kegemaran saya ini langka di Indonesia.

Kejadian di Bali tersebut selalu terbayang bayang di pikiran saya dan selalu membuat saya menjadi Horny bila setiap saat mengingat ingat permainan permainan yang kami lakukan.
Cerita Sex Indonesia
Pernah karena sudah tidak tahan lagi, saya menelpon sang therapis tersebut untuk mengambil cuti selama seminggu dan datang melayani saya ke Jakarta. Tentunya semua ongkos pesawat dan penginapan selama di Jakarta harus saya keluarkan, belum tips yang harus saya berikan kepada dia, tetapi uang sudah tidak artinya lagi buat saya bila dibandingkan dengan kenikmatan di atas yang saya dapatkan.

cerita bokep hot
Selama seminggu saya menyewa service apartment di Jakarta Barat, disitulah saya dilayani oleh si Therapist “special” tersebut, hubungan kami tetap profesional, dia juga selalu menjaga agar kami tidak saling jatuh cinta, tentunya saya juga ingin begitu.


Permainan kami selama seminggu sangat intense dan melelahkan, tentunya lebih banyak lelah di dia, tetapi di situlah enaknya, saya merasa puas dengan keegoisan saya tersebut.

Bila saya sudah kehabisan akal mau di apakan lagi dia, saya menyuruh dia untuk menjadi salah satu furniture pelengkap di aparteman, seperti meja penyandang kaki saya, atau sebagai patung pemegang asbak saya.

Perlu juga pembaca ketahui, selama permainan kami, saya hanya beberapa kali membuat dia orgasme, itupun juga bukan saya yang melakukan, saya hanya menonton dia melakukan masturbasi (tentunya dengan seijin saya) biasanya saya mengijinkannya bila dia sudah sangat memuaskan saya dan benar benar patuh terhadapa perintah saya. Biasanya saya suruh dia berdiri diatas meja pendek dan masturbasi, kemudian spermanya di tampung ke dalam gelas biar tidak kotor ke mana mana dan saya perintahkan dia untuk meminumnya dan menjilati gelas sampai bersih. Setelah selesai dia akan tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada saya.