Tampilkan postingan dengan label Pemerkosaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemerkosaan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 11 Oktober 2019

Sabtu, 28 September 2019

Selasa, 03 September 2019

Sabtu, 24 Agustus 2019

Jumat, 30 Oktober 2015

Diperkosa Oleh Dukun

Diperkosa Oleh Dukun

Cerita Bokep Hot Diperkosa Oleh Dukun

Cerita Bokep Hot Namaku Salmiah. Aku seorang guru berusia 28 tahun. Di kampungku di daerah Sumatera, aku lebih dikenal dengan panggilan Bu Miah. Aku ingin menceritakan satu pengalaman hitam yang terjadi pada diriku sejak enam bulan yang lalu dan terus berlanjut hingga kini. Ini semua terjadi
karena kesalahanku sendiri. Kisahnya begini, kira-kira enam bulan yang lalu aku mendengar cerita kalau suamiku ada hubungan gelap dengan seorang guru di sekolahnya.

Suamiku juga seorang guru di sekolah menengah di kampungku. Dia lulusan perguruan tinggi lokal sedangkan aku cuma seorang guru pembantu. Tanpa mencek lebih lanjut kebenarannya, aku langsung
mempercayai cerita tersebut. Yang terbayangkan saat itu cuma nasib dua anakku yang masih kecil. Secara fisik, sebetulnya aku masih menawan karena kedua anakku menyusu botol. Cuma biasalah yang namanya lelaki, walau secantik apapun isterinya, tetap akan terpikat dengan orang lain, pikirku.

Cerita Sex Bokep Hot Dukun

Diam-diam aku pergi ke rumah seorang dukun yang pernah kudengar ceritanya dari rekan-rekanku di sekolah. Aku pergi tanpa pengetahuan siapa pun, walau teman karibku sekalipun. Pak Itam adalah seorang
dukun yang tinggal di kampung seberang, jadi tentulah orang-orang kampungku tidak akan tahu rahasia aku berjumpa dengannya. Di situlah berawalnya titik hitam dalam hidupku hingga hari ini.

Pak Itam orangnya kurus dan pendek. Tingginya mungkin tak jauh dari 150 cm. Kalau berdiri, ia hanya sedadaku. Usianya kutaksir sekitar 40-an, menjelang setengah abad. Ia mempunyai janggut putih yang cukup
panjang. Gigi dan bibirnya menghitam karena suka merokok.

Aku masih ingat saat itu Pak Itam mengatakan bahwa suamiku telah terkena guna-guna orang. Ia lalu membuat suatu ramuan yang katanya air penawar untuk mengelakkan diriku dari terkena santet wanita tersebut dan menyuruhku meminumnya. Setelah kira-kira lima menit meminum air penawar tersebut kepalaku menjadi ringan. Perasaan gairah yang tidak dapat dibendung melanda diriku secara tiba-tiba.

Pak Itam kemudian menyuruhku berbaring telentang di atas tikar ijuk di ruang tamu rumahnya. Setelah itu ia mulai membacakan sesuatu yang tidak kupahami dan menghembus berulang kali ke seluruh badanku. Saat
itu aku masih lengkap berpakaian baju kurung untuk mengajar ke sekolah pada petangnya.

Setelah itu aku merasa agak mengkhayal. Antara terlena dan terjaga aku merasakan tangan Pak Itam bermain-main di kancing baju kurungku. Aku tidak berdaya berbuat apa-apa melainkan merasakan gairah yang amat sangat dan amat memerlukan belaian lelaki. Kedua buah dadaku terasa
amat tegang di bawah braku. Putingku terasa menonjol. Celah kemaluanku terasa hangat dan mulai becek.

Aku dapat merasakan Pak Itam mengangkat kepalaku ke atas bantal sambil membetulkan tudungku. Selanjutnya ia menanggalkan pakaianku satu-persatu. Setelah aku berbaring tanpa sehelai pakaian pun kecuali
tudungku, Pak itam mulai menjilat bagian dadaku dahulu dan selanjutnya mengulum puting tetekku dengan rakus. Ketika itu aku terasa amat berat untuk membuka mata.

Setelah aku mendapat sedikit tenaga kembali, aku merasa sangat bergairah. Kemaluanku sudah mulai banjir. Aku berhasil menggerakkan tanganku dan terus menggapai kepala Pak Itam yang sedang berada di
celah selangkanganku. Aku menekan-nekan kepala Pak Itam dengan agak kuat supaya jilatannya lidahnya masuk lebih dalam lagi. Aku mengerang sambil membuka mataku yang lama terpejam.

Alangkah terkejutnya aku saat aku membuka mataku terlihat dalam samar-samar ada dua sosok lain sedang duduk bersila menghadapku dan memandangku dengan mata yang tidak berkedip.

“Bu Miah,” tegur seorang lelaki yang masih belum kukenali, yang duduk di sebelah kanan badanku yang telanjang bulat. Setelah kuamat-amati barulah aku bisa mengenalinya.

“Leman,” jeritku dalam hati. Leman adalah anak Pak Semail tukang kebun sekolahku yang baru saja habis ujian akhirnya. Aku agak kalang kabut dan malu. Aku coba meronta untuk melepaskan diri dari genggaman Pak Itam.

Menyadari bahwa aku telah sadarkan diri, Pak Itam mengangkat kepalanya dari celah selangkanganku dan bersuara. “Tak apa Bu, mereka berdua ini anak murid saya,” ujarnya sambil jarinya bermain kembali menggosok-gosok kemaluanku yang basah kuyup.


Sebelah lagi tangannya digunakan untuk mendorong kembali kepalaku ke bantal. Aku seperti orang yang sudah kena sihir terus berbaring kembali dan melebarkan kangkanganku tanpa disuruh. Aku memejamkan mata kembali. Pak Itam mengangkat kedua kakiku dan diletakkannya ke atas bahunya. Saat dia menegakkan bahunya, punggungku juga ikut terangkat.

Pak Itam mulai menjilat kembali bibir vaginaku dengan rakus dan terus dijilat hingga ke ruang antara vagina dan duburku. Saat lidahnya yang basah itu tiba di bibir duburku, terasa sesuatu yang menggelikan bergetar-getar di situ. Aku merasa kegelian serta nikmat yang amat sangat.

“Leman, Kau pergi ambil minyak putih di ujung tempat tidur. Kau Ramli, ambil kemenyan dan bekasnya sekalian di ujung itu,” perintah Pak Itam kepada kedua anak muridnya.

Aku tersentak dan terus membuka mata.

“Bu ini rawatan pertama, duduk ya,” perintah Pak Itam kepadaku.

Aku seperti kerbau dicocok hidung langsung mengikuti perintah Pak Itam. Aku duduk sambil sebelah tangan menutup buah dadaku yang tegang dan sebelah lagi menggapai pakaianku yang berserakan untuk menutup bagian kemaluanku yang terbuka.

Setelah menggapai baju kurungku, kututupi bagian pinggang ke bawah dan kemudian membetulkan tudungku untuk menutupi buah dadaku.

Setelah barang-barang yang diminta tersedia di hadapan Pak Itam, beliau menerangkan rawatannya. Kedua muridnya malu-malu mencuri pandang ke arah dadaku yang kucoba tutupi dengan tudung tetapi tetap jelas kelihatan kedua payudaraku yang besar dan bulat di bawah tudung tersebut.

“Ini saya beritahu Ibu bahwa ada sihir yang sudah mengenai bagian-bagian tertentu di badan Ibu. Punggung Ibu sudah terkena penutup nafsu dan perlu dibuang.”

Aku cuma mengangguk.

“Sekarang Ibu silakan tengkurep.”

Aku memandang tepat ke arah Pak itam dan kemudian pandanganku beralih kepada Leman dan Ramli.

“Nggak apa-apa, Bu… mereka ini sedang belajar, haruslah mereka lihat,” balas Pak Itam seakan-akan mengerti perasaanku.

Aku pun lalu tengkurep di atas tikar ijuk itu. Pak Itam menarik kain baju kurungku yang dirasa mengganggunya lalu dilempar ke samping. Perlahan-lahan dia mengurut punggungku yang pejal putih berisi dengan minyak yang tadi diambilkan Leman. Aku merasa berkhayal kembali, punggungku terasa tegang menahan kenikmatan lumuran minyak Pak Itam. Kemudian kurasakan tangan Pak Itam menarik bagian pinggangku ke atas seakan-akan menyuruh aku menungging dalam keadaan tengkurep tersebut. Aku memandang ke arah Pak itam yang duduk di sebelah kiri punggungku.

“Ya, angkat punggungnya,” jelasnya seakan memahami keraguanku.

Aku menurut kemauannya. Sekarang aku berada dalam posisi tengkurep, muka dan dada di atas tikar sambil punggungku terangkat ke atas. Pak Itam mendorong kedua kakiku agar berjauhan dan mulai melumurkan minyak ke celah-celah bagian rekahan punggungku yang terbuka.

Tanpa dapat dikontrol, satu erangan kenikmatan terluncur dari mulutku. Pak Itam menambahkan lagi minyak di tangannya dan mulai bermain di bibir duburku. Aku meremas bantal karena kenikmatan. Sambil melakukan itu, jarinya berusaha mencolok lubang duburku.

“Jangan tegang, biarkan saja,” terdengar suara Pak Itam yang agak serak. Aku coba merilekskan otot duburku dan menakjubkan… jari Pak Itam yang licin berminyak dengan mudah masuk sehingga ke pangkal. Setelah berhasil memasukkan jarinya, Pak Itam mulai menggerakkan jarinya keluar masuk lubang duburku.

Aku coba membuka mataku yang kuyu karena kenikmatan untuk melihat Leman dan Ramli yang sedang membetulkan sesuatu di dalam celana mereka. Aku jadi merasakan semacam kenikmatan pula melihat mereka sedang memperhatikan aku diterapi Pak Itam. Perasaan malu terhadap kedua muridku berubah menjadi gairah tersembunyi yang seolah melompat keluar setelah lama terkekang!

Setelah perjalanan jari Pak Itam lancar keluar masuk duburku dan duburku mulai beradaptasi, dia mulai berdiri di belakangku sambil jarinya masih terbenam mantap dalam duburku. Aku memandang Pak Itam yang sekarang menyingkap kain sarungnya ke atas dengan satu tangannya yang masih bebas. Terhunuslah kemaluannya yang panjang dan bengkok ke atas itu. Tampak sudah sekeras batang kayu!

“Bbbbuat apa ini, Pak….” tanyaku dengan gugup.

“Jangan risau… ini buat buang sihir,” katanya sambil melumur minyak ke batang kemaluannya yang cukup besar bagi seorang yang kurus dan pendek. Selesai berkata-kata, Pak Itam menarik jarinya keluar dan sebagai gantinya langsung menusukkan batangnya ke lubang duburku.

“ARRrgggghhggh…” spontan aku terjerit kengiluan sambil mengangkat kepala dan dadaku ke atas. Kaki bawahku pun refleks terangkat ke atas.

“Jangan tegang, lemaskan sedikit!” perintah Pak Itam sambil merenggangkan daging punggungku. Aku berusaha menuruti perintahnya. Setelah aku melemaskan sedikit ototku, hampir separuh batang Pak Itam terbenam ke dalam duburku.

Aku melihat Leman dan Ramli sedang meremas sesuatu di dalam celana masing-masing. Setelah berhasil memasukkan setengah zakarnya Pak itam menariknya keluar kembali dan lalu memasukkannya kembali sehingga semua zakarnya masuk ke dalam rongga duburku. Dia berhenti di situ.

“Sekarang Ibu merangkak mengelilingi bara kemenyan ini tiga kali,” perintahnya sambil zakarnya masih terbenam mantap dalam duburku.

Aku sekarang seakan-akan binatang yang berjalan merangkak sambil zakar Pak Itam masih tertanam dengan mantapnya di dalam duburku. Pak Itam bergerak mengikutiku sambil memegangi pinggangku.

“Pelan-pelan saja, Bu,” perintahnya sambil menahan pinggangku supaya tidak bergerak terlalu cepat. Rupanya ia takut penisnya terlepas keluar dari lubang duburku saat aku bergerak. Aku pun mematuhinya dengan bergerak secara perlahan.

Kulihat kedua murid Pak Itam sekarang telah mengeluarkan zakar masing-masing sambil bermasturbasi dengan melihat tingkahku. Aku merasa sangat malu tetapi di lain pihak terlalu nikmat rasanya. Zakar Pak Itam terasa berdenyut-denyut di dalam duburku. Aku terbayang wajah suamiku seakan-akan sedang memperhatikan tingkah lakuku yang sama seperti binatang itu.

Sementara aku merangkak sesekali Pak Itam menyuruhku berhenti sejenak lalu menarik senjatanya keluar dan lalu menusukku kembali dengan ganas sambil mengucapkan mantera-mantera. Setiap kali menerima tusukan Pak Itam setiap kali itu pula aku mengerang kenikmatan. Lalu Pak Itam pun akan menyuruhku untuk kembali merangkak maju. Demikian berulang-ulang ritual yang kami lakukan sehingga tiga keliling pun terasa cukup lama.

Setelah selesai tiga keliling, Pak Itam menyuruhku berhenti dan mulai menyetubuhiku di dubur dengan cepat. Sebelah tangannya memegang pinggangku kuat-kuat dan sebelah lagi menarik tudungku ke belakang seperti peserta rodeo. Aku menurut gerakan Pak Itam sambil menggoyang-goyangkan punggungku ke atas dan ke bawah.

Tiba-tiba kurasakan sesuatu yang panas mengalir di dalam rongga duburku. Banyak sekali kurasakan cairan tersebut. Aku memainkan kelentitku dengan jariku sendiri sambil Pak Itam merapatkan badannya memelukku dari belakang. Tiba-tiba sisi kiri pinggangku pun terasa panas dan basah. Leman rupanya baru saja orgasme dan air maninya muncrat membasahi tubuhku.

Lalu giliran Ramli mendekatiku dan merapatkan zakarnya yang berwarna gelap ke sisi buah dadaku. Tak lama kemudian air maninya muncrat membasahi ujung putingku. Aku terus mengemut-ngemut zakar Pak Itam yang masih tertanam di dalam duburku dan bekerja keras untuk mencapai klimaks.

“Arghhhhhhhrgh…” Aku pun akhirnya klimaks sambil tengkurep di atas tikar ijuk.

“Ya, bagus, Bu…” kata Pak Itam yang mengetahui kalau aku mengalami orgasme. “Dengan begitu nanti guna-gunanya akan cepat hilang.”

Pak Itam lalu mencabut zakarnya dan melumurkan semua cairan yang melekat di zakarnya ke atas punggungku sampai batangnya cukup kering. 

“Jangan basuh ini sampai waktu magrib ya,” katanya mengingatkanku sambil membetulkan kain sarungnya.

Aku masih lagi tengkurep dengan tudung kepalaku sudah tertarik hingga ke leher. Aku merasakan bibir duburku sudah longgar dan berusaha mengemut untuk menetralkannya kembali. Setelah itu aku bangun dan memunguti pakaianku yang berserakan satu per satu.

Selesai mengenakan pakaian dan bersiap untuk pulang setelah dipermalukan sedemikian rupa, Pak Itam berpesan.

“Besok pagi datang lagi ya, bawa sedikit beras bakar.” 
Aku seperti orang bodoh hanya mengangguk dan memungut tas sekolahku lalu terus menuruni tangga rumah Pak itam.

Sejak itu sampai hari ini, dua kali seminggu aku rutin mengunjungi Pak Itam untuk menjalani terapi yang bermacam-macam. Leman dan Ramli yang sedang belajar pada Pak Itam sedikit demi sedikit juga mulai ditugaskan Pak Itam untuk ikut menterapiku. Walaupun tidak tahu pasti, aku merasa bahwa suamiku perlahan-lahan mulai meninggalkan affairnya. Yang pasti, kini sulit rasanya bagiku untuk menyudahi terapiku bersama Pak Itam dan murid-muridnya. Sepertinya aku sudah kecanduan untuk menikmati terapi seperti itu. 
-tamat-

Minggu, 23 Agustus 2015

Tubuhku digerayangi ayahku

Tubuhku digerayangi ayahku

cerita bokep hot

Cerita bokep hot - Panggil saja aku Bunga, pada saat itu aku masih duduk di kelas 3 SMK, salah satu sekolah menengah kejuruan yang berada di Cianjur, sebenarnya aku tak ingin menceritakan ini pada siapapun, Namun aku tak tahan menyimpan semua ini sendirian, aku pun tak berani mengungkapkannya pada ibuku, pada saat itu ibuku sedang berada di luar kota, aku takut ibuku marah besar. Akhirnya kusimpan sendiri dan aku tulis di buku diary. Aku persingkat ceritanya.

Mulanya perilaku dan perhatian Ayahku mulai berubah, yang awalnya pendiam dan selalu sibuk dengan kerjaannya. Namun sekarang Ayah pulang kerja lebih cepat, perhatiannya pun bertambah, pernah sekali aku melewati kamar Ayahku sewaktu aku pulang sekolah dan melihat Ayahku sedang onani sambil menonton film porno, aku berjalan sambil menuju kamar mandi & pura-pura tidak melihatnya. Setelah itu aku menonton televisi di ruangan tengah, tak lama kemudian Ayahku menghampiriku dan bertanya
Ayah    : “pulang sekolah jam berapa tadi?,
:   Ayah beli ikan bakar untuk makan,  habiskan saja ya ikannya, Ayah sudah kenyang kok.
Bunga :  tadi Bunga pulang jam 2 siang,
:  iya Ayah nanti bunga makan kok.
aku pun kembali untuk menonton acara televisi.

cerita bokep hot

Tak terasa hari sudah mulai gelap, aku pun segera makan dan setelah aku makan aku bergegas mandi, sewaktu makan pun aku melihat ayah yang sedang melirikku dari atas ke bawah seperti orang yang mau menerkamku, setelah aku mandi aku berniat ke kamarku dengan tubuh masih tertutup oleh selembar handuk, Ayahku yang sedang duduk di ruang tengah melihatku melintas dari kamar mandi yang hanya menggunakan selembar handuk, lalu tiba-tiba Ayahku masuk ke kamarku dan mengunci pintunya, aku pun kaget dan menyuruh Ayahku keluar dari kamarku, tapi Ayahku terlihat sangat beringas, aku didorongnya hingga terbaring di kasur, kedua tanganku dipegang erat, lalu Ayahku melepaskan handuk dari tubuhku, aku berontak dan menolak nafsu bejatnya, namun mulutku dibungkam kain, lalu tanganku diikat ke tiang ranjang tempat tidurku, aku mencoba dan terus berontak dalam keadaan telanjang / tanpa busana, aku pun tak bisa teriak karena mulutku dalam keadaan disumpal, Ayahku dengan nafsu bejatnya melepaskan pakaiannya, aku mulai ketakutan dan menangis, tapi Ayahku tak menghiraukanku.

Lalu Ayahku menghampiriku lagi setelah melepaskan pakaiannya dan tangan Ayahku mulai menggerayangiku, payudaraku diremas-remas olehnya dan ujung vaginaku dimainkan dengan ujung jarinya, namun aku tetap berontak, tapi Ayahku menindih badanku hingga aku sulit untuk berontak lagi, akhirnya aku pasrah untuk melayani nafsu bejatnya.


Dari payudara  diremas-remas oleh Ayahku hingga ujung vaginaku dijilati oleh Ayahku, aaaaccchhhh!!! Aku hanya bisa mendesah dalam kesedihan, dan tak lama kemudian Ayah memasukan penisnya ke dalam vaginaku, aku merintih kesakitan, aku berusaha berontak lagi, namun Ayah tetap memaksa untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku, akhirnya penisnya masuk ke dalam vaginaku. Aku melihat wajah Ayah sangat bergairah & menikmati tubuhku, tapi aku seperti tak mengenal lagi siapa pria yang ada di depanku ini.
cerita bokep hotAku merintih menahan sakit karena penis Ayahku yang besar dan panjang,  aku tak kuat menahan nafsu bejatnya, rasa kecewa dan marah bercampur menjadi satu dalam benakku, Ayahku semakin bersemangat dan hingga akhirnya Ayahku mencapai puncak kenikmatannya dan menarik penisnya keluar dari vaginaku dengan segera, dan mendekatkan penisnya tepat di depan wajahku, spermanya keluar melumuri wajahku. Ayahku mendesah terengah-engah sambil menunjukkan wajah kepuasan.

Setelah itu Ayahku mengenakan kembali pakaiannya, lalu membuka semua ikatan di tanganku dengan penuh senyum yang menjelaskan kepuasannya. Aku berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai mandi aku kembali ke kamarku dan mengunci pintu kamarku sambil menangis menunggu ibu kembali pulang. Pada saat itu aku berharap ibu pulang lebih cepat. Ayahku pun keluar dari kamarku dan menonton acara televisi dengan wajah yang ceria dan seperti tidak ada apapun yang terjadi.

Minggu, 16 Agustus 2015

Keperawananku hanya tinggal kenangan

Keperawananku hanya tinggal kenangan

Cerita bokep hot


Cerita bokep hot - Nirmala hendak berteriak minta tolong, tapi mulutnya langsung dibekap oleh preman yang berdiri di belakang Nirmala. Pembaca Cerita Dewasa : ternyata, 3 preman itu tidak mabuk meskipun mereka minum-minum karena minuman berakoholnya cuma sedikit dan lebih banyak air. Maklum preman gak modal. 2 preman yang lain tertawa dengan licik melihat Nirmala yang sudah tidak berdaya.
"gila,,bening banget nih cewek,,mimpi ape kite kemaren,,".

"kalo gue sih mimpi ketiban duren,,".
"udeh lo bedua berisik banget,,mending lo bedua buka jaket nih cewek,,".
"oke bos,,". Salah satu preman itu menarik resleting jaket Nirmala ke bawah sementara preman terakhir memegangi kaki Nirmala agar tidak menendang-nendang lagi. Preman yang ditugasi untuk membuka jaket sangat kaget ketika resleting jaket Nirmala sudah terbuka sampai ke perutnya.
"gila,,ni cewek cuma pake jaket doang,,gak pake baju die bos,,".
"ah,,yang bener lo Jo,,", si bos preman itu pun menutupi mulut Nirmala dengan tangan kirinya dan tangan kanannya bergerak menyusup ke dalam jaket Nirmala dan langsung meremas kencang payudara kiri Nirmala.
Ekspresi wajah Nirmala menunjukkan kalau Nirmala kesakitan akibat remasan kencang si bos preman di payudara kirinya. Preman yang memegangi kaki Nirmala tidak tahan hanya melihat kaki & paha Nirmala yang putih mulus tanpa cacat sedikit pun. Jadi, preman itu mengelus-elus paha Nirmala dengan tangan kanannya. Lalu tangan preman itu terus bergerak hingga ke pangkal paha Nirmala.
"die juga gak pake celana dalem bos,,kayaknye die emang udeh siap buat dientot ni bos,,".
"yaude,,lepasin jaketnye, Jo,,biar ni cewek telanjang sekalian,,".
"oke bos,,". Ketiga preman itu jadi lengah sehingga otak Nirmala langsung bekerja untuk melepaskan diri dari 3 preman itu. Nirmala mendorong kepalanya ke belakang sehingga mengenai wajah si bos preman.

"aarrgghh,,", bos preman itu langsung menjauh dari Nirmala sambil memegangi hidungnya yang hampir patah karena terbentur bagian belakang dari kepala Nirmala. 1 preman sudah lepas, 2 more to go. Nirmala mengangkat kaki kanannya sehingga lutut Nirmala langsung menghantam dagu preman yang memegangi kakinya. Preman itu langsung jatu terjerembab ke belakang. Still 1 preman standing. Nirmala langsung meninju preman yang tadi ditugasi melucuti jaket Nirmala. Meski tinju Nirmala lemah, tapi mampu membuat preman itu juga jatuh ke belakang karena preman itu berjongkok dengan sedikit berjinjit. Nirmala pun langsung mengambil langkah 2 ribu menjauhi 3 preman yang sedang kesakitan sambil berteriak minta tolong. Ada orang keluar dari warung, Nirmala berlari ke arah orang itu, sambil berlari, Nirmala menarik resleting jaketnya ke atas lagi agar payudaranya tertutupi jaket.
"tolong pak,,saya mau diperkosa,,", kata Nirmala sambil berlindung di belakang orang itu.
"mana Dek,,yang mau merkosa,,", ujar orang itu sambil bertolak pinggang seperti jagoan. 3 preman itu muncul di hadapan abang pemilik warung dengan nafas mereka yang terengah-engah. Nirmala merasa sedikit tenang melihat si abang pemilik warung kelihatannya tidak gentar menghadapi 3 orang preman itu.
Tiba-tiba, trio preman itu langsung bergerak ke belakang si abang pemilik warung dan menangkap Nirmala.
"pak,,tolong saya,,", pinta Nirmala dengan wajah sedihnya. Abang pemilik warung itu menoleh ke belakang.
"ah,,parah lo betiga,,udah gue kasih minuman,,malah gak ngajak gue pas mau merkosa cewek,,", kata-kata yang keluar dari mulut si abang pemilik warung membuat Nirmala seperti tersamber petir.
"gimane mau ngajak lo Din,,die aje kabur,,".
"kok bisa kabur?".
"noh,,gara-gara si Narjo buka jaketnye kelamaan,,".
"bukan salah gue bos,,gara-gara si Bagus,,megangin kakinye gak bener,,".
"enak aje,,lo,,bos Hari juga salah,,".

"udeh,,udeh,,mending,,kite mulai aje,,ngerjain ni cewek nyang kayak bidadari ini,,".
"bener juge ape kate lo,,Yo,,". Akhirnya, nama mereka terungkap juga. Si bos preman bernama Hari, si abang pemilik warung bernama Taryo, preman yang tadi memegangi kaki Nirmala bernama Bagus, dan preman yang terakhir bernama Narjo.
"ngapain lo kabur tadi,,hah?!", sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Nirmala.
"udeh,,kite telanjangin aje nih cewek,,biar die kapok,,". Dalam waktu sekejap, jaket Nirmala sudah dibuang jauh-jauh oleh Hari.
"buset,,bodynye bohay banget,,", ujar Narjo.
"liat tuh memeknye,,kayaknye,,masih perawan,,".
"berarti gue yang merawanin,,", kata Udin.
"enak aje lo, Din..gue bosnye disini,,", balas Hari.
"tapi,,ini kan warung gue,,", balas Udin tak mau kalah.
"yaude,,lo yang merawanin,,tapi kite gratis minum di warung lo satu minggu ye,,", kata Hari.
"sip dah,,nyang penting bisa merawanin cewek,,".
"jangan perkosa saya,,", pinta Nirmala, air matanya pun mengalir keluar.
"diem lo !! ntar lo juga enak,,", ejek Bagus.
"kite taro aje di bangku biar lebih enak,,", usul Narjo.
"bener juga lo Jo,,". Narjo & Bagus mengangkat tubuh Nirmala dan menaruh Nirmala di kursi panjang dari kayu yang biasa ada di warteg. Bagus & Narjo mengangkat kaki Nirmala ke atas sehingga vagina Nirmala yang ada di tepi ujung bangku benar-benar terekspos dengan sangat jelas.
Hari duduk di ujung bangku yang satunya, dia memegangi kedua tangan Nirmala sambil menikmati kelembutan dari bibir Nirmala yang tipis dan lembut. Nirmala tau kalau dia tidak bisa melakukan perlawanan lagi karena kali ini dia benar-benar tidak berdaya. Nirmala tidak tau apa yang akan terjadi pada vaginanya karena pandangannya tertutupi leher Hari.
"gue jilat dulu ah,,pengen tau,,memeknye perawan manis ape nggak,,hehe,,", ujar Udin. Udin berjongkok di depan vagina Nirmala dan menatapi pemandangan indah di depannya bagai detektif yang memperhatikan dengan teliti untuk menemukan barang bukti.
"gak ade bulunye lagi,,jadi tambah napsu gue,,", kata Udin.

"udeh,,cepetan lo Din,,ntar gantian,,", kata Hari lalu Hari melanjutkan melumat bibir Nirmala lagi.
"sabar nape lo,,". Udin mengelus-elus kedua paha mulus Nirmala hingga menyentuh pangkal paha Nirmala. Lalu Udin mendekatkan wajahnya ke vagina Nirmala. Udin semakin nafsu setelah melihat bentuk vagina Nirmala yang masih sempurna serta wangi alami dari vagina Nirmala yang dirawat dengan baik oleh Nirmala.
Udin menyapu belahan bibir vagina Nirmala dari bawah ke atas dengan sekali sapuan saja. Nirmala menggelinjang karena sapuan lidah Udin seperti sengatan listrik yang mengalir di sekujur tubuhnya. Kemudian, Udin menggelitik klitoris Nirmala dengan lidahnya.
"mmmffhh,,", desah Nirmala tertahan bibir Hari. Bagus & Narjo tidak hanya memegangi kaki Nirmala saja, tapi masing-masing dari mereka juga 'memegangi' dan meremasi payudara Nirmala. Udin membuka bibir vagina Nirmala sehingga dia bisa melihat bagian dalam dari vagina Nirmala yang terlihat sangat menggiurkan karena masih merah merekah. Lidah Udin sudah terselip di dalam lubang vagina Nirmala. Udin membenamkan kepalanya ke selangkangan Nirmala agar Udin bisa memasukkan lidahnya lebih dalam ke vagina Nirmala. Nirmala memang menolak, tapi dia tidak bisa menyangkal tubuhnya yang dengan senang hati menerima serangan lidah Udin.
"nnggffhh,,,", suara lenguhan Nirmala yang masih tertahan bibir Hari. Tubuh Nirmala menjadi tegang karena dia sedang mengalami orgasme.
"ssuurpp,,slluurrp,,", Udin tidak menyia-nyiakan satu tetes pun hingga cairan vagina Nirmala tak bersisa.

Cerita bokep hot

"gimane Din?", tanya Bagus.
"maknyus,,enak banget,,manis 'n gurih,,", jawab Udin.
"namanye juga memek perawan,,", ujar Narjo.
"gantian lo Din,,", kata Hari.
"okeh,,". Hari & Udin bertukar posisi. Mereka bergantian menjilati vagina Nirmala hingga masing-masing mereka telah mencicipi cairan vagina Nirmala. Nirmala sudah pasrah karena tenaganya habis setelah 4x orgasme. Sekarang, Udin berhadapan dengan vagina Nirmala lagi dengan celananya yang sudah melorot sehingga penis Udin terbebas keluar dari sangkarnya.
"akhirnye,,****** gue bisa ngerasain memek perawan juga,,", ujar Udin. Udin sudah sangat bersemangat ingin segera menghujamkan penisnya ke dalam vagina Nirmala.
"hoi !!", teriak seseorang. 4 orang itu menengok ke arah sumber suara yang mereka dengar.
"siape lo?!", tanya Udin.
"jangan ganggu dia !!", teriak orang itu. Udin bergegas memakai celananya lagi.
"mao jadi jagoan lo?". Bagus & Narjo melepaskan kaki Nirmala dan maju bersama Udin ke arah orang itu sementara Hari mengikat kaki & tangan Nirmala dengan tali rafiah yang Hari ambil dari warung Udin.
"lo semua,,jangan ganggu tuh cewek !!", kata orang itu.
"oh,,lo mao jadi jagoan lo yee,,", kata Hari yang bergabung dengan Udin, Bagus, dan Narjo.
"nyari mati die,,kite matiin aje nih orang,,biar kite bisa ngentotin perawan,,".
"Gus,,Jo,,maju lo bedua,,hajar ampe mampus nih jagoan kemaleman,,", perintah Hari.
"oke bos,,", jawab Bagus & Narjo maju mendekat ke orang itu. Bagus menyerang duluan, dia melayangkan tinju kanannya ke arah orang itu. Orang itu menangkis dengan tangan kanannya, lalu segera menendang perut Bagus dengan cepat. Meski hanya 1 kali tendangan, Bagus langsung sujud sambil memegangi perutnya dan meringis kesakitan. Narjo menyerang orang itu dari belakang dengan melayangkan sebuah pukulan.
Tapi, dengan cekatan orang itu menghindar ke kiri lalu menggerakkan siku tangan kanannya untuk mengenai perut Narjo. Narjo langsung kesakitan karena hantaman siku orang itu begitu kuat. Orang itu langsung melakukan tendangan berputar ke belakang dan mengenai wajah Narjo sehingga Narjo langsung terlempar ke samping.
"sialan lo !!", Hari & Udin langsung maju menyerang orang itu. Tapi, orang itu melayangkan 2 jurus tendangan saja, Udin dan Hari langsung kesakitan.
"awas lo ye,,!!", ancem Hari sambil kabur. Udin, Bagus, dan Narjo juga lari dengan sangat kencang. Orang itu mendekati Nirmala yang tidak berbusana dan tidak berdaya karena kaki & tangannya terikat ke bangku.

"lo gak apa-apa?", kata orang itu sambil melepaskan ikatan di kaki dan tangan Nirmala.
"terima kasih,,", jawab Nirmala masih lemah.
"nih,,pake jaket gue,,", orang itu memakaikan jaketnya ke Nirmala setelah Nirmala duduk di bangku.
"terima kasih Mas,,".
"kenalin nama gue Eno,,".
"nama saya Nirmala,,".
Ternyata, Eno adalah sabuk hitam dalam Taekwondo sehingga tidak heran dia mengalahkan 4 orang tadi dengan sangat mudah meskipun wajah Eno tidak mendekati kata ganteng sedikit pun.
"ngapain lo malem-malem ada di luar?".
"saya baru dateng dari desa Mas,,".
"oh,,pantes aja,,mukanya masih lugu,,terus sekarang mana celana kamu? masa gak pake celana kayak gini,,".
"gak tau Mas,,".
"yaudah,,lo pake celana training gue aja,,", kata Eno menyerahkan celana trainingnya yang dia ambil dari dalam tasnya.
"makasih Mas,,".
"lo mau kemana sekarang?".
"mm,,saya mau ke rumah saudara saya,,", Nirmala berbohong.
"mau gue anter?".
"ah,,gak usah Mas,,saya jalan sendiri saja,,", Nirmala menolak tawaran dari Eno karena dia sudah tidak percaya kepada laki-laki.
"yaudah,,tapi gue anterin ke tempat yang lebih rame ya?".
"apa gak ngerepotin?".
"gak apa-apa,,yuk,,". Eno berjalan ke motornya yang diparkir agak jauh dari warung. Nirmala memakai celana training Eno sehingga akhirnya, vagina Nirmala tertutup juga.
Eno datang mendekati Nirmala dengan mengendarai motornya.
"ayo,,naik,,".
"iya Mas,,". Nirmala naik membonceng di belakang lalu Eno memacu motornya menjauhi warung itu menuju ke tempat yang lebih ramai.
"makasih ya Mas,,", Nirmala turun dari motor.
"lo gak pake alas kaki ya dari tadi?".
"iya,,Mas,,ilang,,".
"oh,,kalo gitu pake sendal gue aja,,nih,,".
"ntar Mas gimana?".

"udah,,gak apa-apa,,pake aja,,tapi beneran lo gak apa-apa jalan sendiri?".
"iya Mas,,gak apa-apa,,makasih banyak udah nyelametin saya Mas,,".
"yaudah deh,,gue duluan ya,,ati-ati lo,,". Eno pun pergi meninggalkan Nirmala karena dia ada urusan penting. Nirmala berjalan sendiri lagi, tapi kali ini dia memakai celana untuk menutupi bagian bawah tubuhnya dan sendal untuk melindungi kakinya. Tenaga Nirmala tinggal seperempat saja sehingga Nirmala hanya mengikuti kakinya tanpa tau arah & tujuan. Kakinya membawa Nirmala ke sebuah komplek perumahan yang lumayan elit. Seperti komplek lainnya, ada pos satpam dan portal sebelum masuk ke komplek, tapi kelihatannya satpamnya sedang tidak ada.
Cerita Dewasa : Nirmala masuk ke daerah komplek itu dengan langkah gontai karena dia sudah sangat lemas. Battery empty, please recharge. Tenaga Nirmala sudah benar-benar tidak tersisa lagi kali ini sehingga Nirmala jatuh pingsan di depan sebuah rumah yang besar. Dengan mata yang samar-samar, Nirmala melihat ada seseorang yang mengangkat tubuhnya. Setelah itu, Nirmala sudah tak sadarkan diri. Saat bangun, Nirmala sudah berada di atas ranjang yang sangat empuk. Dia meregangkan tubuhnya alias ngulet. Battery full. Badan Nirmala sudah benar-benar segar sehabis tidur sehingga Nirmala memutuskan untuk bangun dari ranjang. Kamar itu begitu besar, luas, dan penuh dengan barang yang keliatannya mahal. Nirmala tidak berani menyentuh apa-apa karena takut ada yang pecah. Nirmala berjalan menuju ke pintu kamar yang sangat besar. Nirmala membuka pintu kamar itu dan berjalan keluar dari kamar. Nirmala menjelajahi rumah yang lumayan besar itu dan mencari si pemilik rumah yang mungkin tadi telah membawanya masuk ke dalam rumah.
Tapi, meski dicari kemana-mana, Nirmala tidak menemukan siapa-siapa di rumah itu. Jadi, Nirmala hanya duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Tiba-tiba Nirmala mendengar suara pintu terbuka. Seorang bapak masuk ke dalam ruang tamu.

Cerita bokep hot

"eh,,kamu udah bangun?".
"bapak siapa?", tanya Nirmala ketakutan.
"nama bapak,,Dirman,,kamu?".
"nama saya Nirmala,,kenapa saya ada disini?".
"tadi kamu pingsan di depan rumah bapak,,jadi bapak bawa kamu ke dalem rumah,,".
"maaf,,saya ngerepotin bapak,,".
"kenapa nak Nirmala bisa pingsan?".
"saya kesasar,,".
"oh,,kalo gitu,,nak Nirmala tinggal disini aja dulu,,".
"aduh,,maap pak,,saya gak mau ngerepotin,,".
"gak apa-apa,,pasti kamu lapar,,udah lah,,malem ini nak Nirmala tinggal disini dulu,,".
"tapi kalau saya tinggal disini,,apa istri bapak gak apa-apa?".
"oh,,nak Nirmala tenang saja,,istri bapak sudah gak ada,,".
"oh,,maap Pak,,saya gak bermaksud,,".
"ah,,gak apa-apa,,ayo nak Nirmala,,kita makan,,".
"gak usah Pak,,".

"kruukk,,,~~", bunyi dari perut Nirmala yang keroncongan membuat Nirmala tersipu malu.
"tuh kan,,udah ayo kita makan,,", Pak Dirman menarik tangan kanan Nirmala dan membawanya ke ruang makan. Sambil berjalan ke ruang makan, pikiran Nirmala bercabang menjadi 2. Yang satu, Nirmala deg-degan dan khawatir dengan Pak Dirman yang duda karena Nirmala teringat kejadian bersama ayah angkatnya. Sedangkan, pikiran Nirmala yang lain mengatakan kalau dia pergi malam ini, dia bakal kelaparan dan mungkin dia akan diperkosa oleh preman-preman yang sedang mabok. Jadi, Nirmala telah memilih untuk tinggal di rumah itu untuk semalam.
"gue nginep disini dulu deh,,kayaknya ni bapak gak punya pikiran macem-macem,,", pikir Nirmala. Pak Dirman memang terlihat seperti bapak yang baik, tapi who knows?.
"makanan sudah siap Pak,,", sapa orang yang ada di dekat meja makan.
"oh,,makasih To,,kamu sudah makan, To?".
"saya mah gampang, Pak,,saya permisi dulu ke belakang ya Pak,,".
Parto berjalan keluar dari dapur.
"ayo,,nak Nirmala,,mari makan,,".
"gak apa-apa nih Pak Dirman?".
"gak apa-apa,,hayo cepet,,mumpung masih anget,,". Pak Dirman duduk lebih dulu, disusul Nirmala yang masih agak malu-malu duduk di meja makan.
"ayo Nirmala,,gak usah malu-malu,,ayo makan,,".
"iya Pak,,". Pak Dirman mulai mengambil makanan sedangkan Nirmala hanya sedikit mengambil makanan karena Nirmala masih agak malu-malu.
"mm,,Pak Dirman,,saya boleh numpang ke kamar kecil?".
"oh boleh,,nak Nirmala terus aja terus belok kiri,,nah ruangan yang ada di kanan,,itu wc,,".
"makasih Pak,,saya permisi dulu,,".
"oh ya,,ya,,silakan,,". Nirmala mengikuti arahan petunjuk dari Pak Dirman sehingga dia bisa menemukan kamar mandi. Setelah buang air kecil, Nirmala mencuci tangannya di wastafel sambil menatap kaca yang ada di depannya. Nirmala melihat bayangan seorang gadis berparas cantik dengan kulit wajah putih merona. Bayangan itu tak lain dan tak bukan adalah dirinya sendiri.
Damn, my beautiful face. Nirmala berpikir kalau saja wajahnya tidak cantik mungkin hidupnya tidak seperti sekarang, mungkin dia akan hidup bahagia. Tapi, apa mau dikata. Wajah tidak bisa diganti, operasi plastik tidak mungkin Nirmala lakukan karena kantongnya hanya berisi angin saja alias boke'. Nirmala kembali lagi ke ruang makan dan duduk kembali di bangkunya.
"ayo nak Nirmala,,makan lagi,,".

"aduh,,saya udah kenyang Pak,,", kata Nirmala sambil meminum sisa air minumnya.
"bener nak Nirmala udah kenyang? gak mau nambah?".
"makasih,,Pak,,saya udah kenyang banget,,", Nirmala merasa matanya berat sekali dan mati-matian melawan rasa kantuk yang tiba-tiba menyerangnya.
"padahal gue baru tidur,,kenapa gue udah ngantuk lagi?", tanya Nirmala dalam hati. Nirmala mengucek-ngucek matanya.
"kenapa? nak Nirmala ngantuk?".
"iya nih Pak,,padahal saya baru istirahat,,".
"ya sudah,,Parto !!", Pak Dirman memanggil Parto. Dalam waktu sebentar, Parto sudah datang.
"ada apa Pak?".
"tolong antarkan Nirmala ke kamarnya,,".
"baik, Pak,,".
"mari,,nona Nirmala,,saya tunjukkan kamarnya,,".
"terima kasih Mas Parto,,Pak Dirman,,maaf,,saya tidur duluan,,".
"oh,,ya,,gak apa-apa,,nak Nirmala emang harus istirahat,,".
"saya permisi dulu ya Pak Dirman,,makasih banget,,udah bolehin saya makan,,".
"udah,,nak Nirmala istirahat sana,,". Nirmala berjalan di belakang Parto menuju ke kamarnya.
"disini,,kamarnya nona,,", Parto membuka pintu sebuah kamar yang dalamnya lumayan mewah.
"terima kasih,,Mas Parto,,". Nirmala masuk ke dalam kamarnya sementara Parto pergi meninggalkan Nirmala.

"akhirnya,,", baru saja Nirmala mengambrukkan tubuhnya ke kasur, dia langsung tertidur. Ternyata, ada yang memasukkan obat tidur ke dalam minuman Nirmala. Obat tidur itu bereaksi dengan cepat, namun hanya sebentar membuat orang tertidur mungkin hanya 1-2 jam saja. Nirmala terbangun dan menyadari kalau dia sama sekali tidak bisa menggerakkan kaki & tangannya. Tangan Nirmala terikat ke tiang ranjang dan kaki Nirmala terikat ke tiang ranjang yang lain sehingga kini, Nirmala dalam posisi X.

"tolong,,!!", teriak Nirmala kencang. Seseorang langsung masuk ke dalam kamar Nirmala.
"tolong saya,,Pak Dirman", pinta Nirmala dengan cemas. Pak Dirman mendekat ke arah Nirmala yang telanjang dan terikat ke ranjang.
"tolo,,", Nirmala berhenti meminta tolong ke Pak Dirman karena dia melihat Pak Dirman tersenyum licik dan tatapan matanya bagai srigala lapar.
"tol,,mmffhh,,", mulut Nirmala langsung dibukam oleh Pak Dirman.
"gak nyangka,,malem-malem,,dapet rejeki nomplok,,". Pak Dirman naik ke atas ranjang dan duduk di depan selangkangan Nirmala yang terbuka lebar. Pak Dirman menindih tubuh Nirmala lalu Pak Dirman melepaskan bungkaman di mulut Nirmala. Kemuan Pak Dirman langsung membungkam mulut Nirmala lagi, tapi kali ini dengan mulutnya. Pak Dirman mengulum bibir atas dan bibir bawah Nirmala. Lalu Pak Dirman melumat bibir Nirmala habis-habisan sambil terus memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Nirmala. Nirmala sadar dia tidak bisa melawan seperti kejadian-kejadian sebelumnya sehingga Nirmala sudah pasrah apa yang akan terjadi nantinya.
Pak Dirman benar-benar mencumbu Nirmala sepuas-puasnya karena Pak Dirman terus melumat bibir Nirmala dengan sangat bernafsu. Setelah puas menikmati bibir Nirmala, Pak Dirman bangkit dari atas tubuh Nirmala.
"badan kamu bagus banget,,".
"tolonngg !!".

"percuma kamu minta tolong,,mending kamu pasrah aja,,". Pak Dirman mencengkram kedua buah payudara Nirmala yang bentuknya sangat indah itu. Pak Dirman meremas-remas kedua buah payudara Nirmala sambil sesekali mencubit payudara Nirmala. Lalu Pak Dirman mendekatkan wajahnya ke payudara Nirmala, dia mulai menciumi, menggigiti, mencupangi, dan menjilati kedua buah payudara Nirmala beserta putingnya.
"oouuummhh,,", sebuah desahan keluar dari mulut Nirmala. Wajah Nirmala merah seperti kepiting rebus karena dia tidak bisa menahan malu, tadi dia menolak mati-matian, tapi kini dia malah mengeluarkan desahan karena Nirmala tidak bisa mengingkari betapa nikmatnya lidah Pak Dirman yang menari-nari di payudaranya.
Pak Dirman menurunkan ciumannya ke perut Nirmala. Pak Dirman mencucuk-cucukkan lidahnya ke pusar Nirmala. Lalu Pak Dirman menciumi perut Nirmala terus ke bawah hingga akhirnya sampai juga di lembah kenikmatan milik Nirmala.
"wangi,,wangi sekali,,", komentar Pak Dirman setelah dia menghirup aroma wangi yang semerbak di daerah selangkangan Nirmala. Pak Dirman turun dari ranjang, dia membuka ikatan kaki kiri Nirmala lalu Pak Dirman mengikat kaki kiri Nirmala lebih tinggi lagi kemudian Pak Dirman juga melakukan hal yang sama ke kaki kanan Nirmala sehingga sekarang kaki Nirmala menjulang ke atas bagai huruf V.
"nah,,kalo gini kan lebih gampang,,". Pak Dirman naik lagi ke atas ranjang dan posisi kepalanya sudah berada di antara paha putih nan mulus Nirmala. Pak Dirman memulai dengan mengecup klitoris Nirmala berulang kali sehingga sebagai respon, tubuh Nirmala menggelinjang.
"sekarang enak kan? makanya,,kamu gak usah ngelawan lagi,,", ejek Pak Dirman.
Nirmala merasa seperti wanita murahan karena dia begitu menikmati lidah Pak Dirman yang sekarang sudah menjelajahi sekitar vaginanya.
"mmmhhh,,", desah Nirmala pelan. Pak Dirman melebarkan kedua bibir vagina Nirmala sehingga Pak Dirman bisa melihat bagian dalam dari vagina Nirmala yang masih terlihat merah menggoda.
"jangan-jangan kamu masih perawan ya? beruntungnya malem ini,,". Lidah Pak Dirman sudah mengaduk-aduk liang vagina Nirmala.
"ooohhhh,,!!", erang Nirmala mendapatkan orgasmenya. Pak Dirman tidak percaya dengan rasa cairan vagina Nirmala. Manis, gurih, dan sedikit rasa asin tercampur dengan komposisi yang sangat pas sehingga Pak Dirman mengais-ngais sisa cairan vagina Nirmala hingga tak ada sisa setetes pun. Tonjolan di celana Pak Dirman sudah sangat besar yang menandakan kalau Pak Dirman sudah horny berat. Pak Dirman langsung melucuti pakaian dan celananya sendiri sampai perutnya yang buncit bisa dilihat oleh Nirmala. Nirmala sangat kaget melihat apa yang mengacung tegak di bawah perut Pak Dirman.

Penis pertama yang Nirmala lihat adalah penis ayah angkatnya, dan penis Pak Dirman lebih besar.
"jangan,,", lirih Nirmala pelan. Pak Dirman tidak mengindahkan Nirmala, Pak Dirman malah sudah bersiap-siap mencoblos vagina Nirmala. Kepala penis Pak Dirman sudah berada di depan lubang vagina Nirmala.
"tidaakk,,!!", teriak Nirmala dengan suaranya yang lemah lembut. Air mata Nirmala mengalir dari kedua matanya karena Nirmala tau kalau keperawanannya sudah tak terselamatkan lagi karena dia tidak bisa melakukan perlawanan. Pak Dirman mendorong penisnya ke dalam vagina Nirmala. Perlahan tapi pasti, penis Pak Dirman menyusup masuk ke dalam vagina Nirmala.
"uugghh,,sempithh,,", celoteh Pak Dirman sambil menekan penisnya ke dalam vagina Nirmala yang sangat kuat menjepit penis Pak Dirman karena vagina Nirmala masih sempit dan rapet..pet..pet. Good bye virginity, welcome paradise. Nirmala merasakan ada yang robek di dalam vaginanya.
"nngghh,,,", Nirmala terus menangis sambil meringis kesakitan yang luar biasa karena Nirmala merasakan vaginanya seperti terbakar dan melebar hingga semaksimal mungkin. Penis Pak Dirman sudah sepenuhnya berada di dalam vagina Nirmala, Pak Dirman merasakan liang vagina Nirmala memijit & menjepit penisnya dengan sangat kuat.
"oohh,,enak banget,,", desah Pak Dirman. Lalu Pak Dirman melihat ke arah penisnya, ada sedikit darah yang menyelip keluar dari vagina Nirmala.
"ternyata,,kamu bener-bener masih perawan ya,,gak nyangka,,saya beruntung banget malam ini,,". Nirmala hanya menangis saja.
"kalo gitu,,maennya pelan-pelan aja ya,,". Pak Dirman mulai memaju-mundurkan pinggulnya dengan sangat pelan.
"heenngghh,,", Nirmala masih merasakan pedih sekaligus sedih. Sekarang penis Pak Dirman keluar masuk vagina Nirmala lebih cepat dari sebelumnya dan terus bertambah cepat hingga mungkin 8 kali/detik. Sambil mengaduk-aduk vagina Nirmala yang luar biasa sempit itu, Pak Dirman membelai kedua buah payudara Nirmala dengan lidahnya.

"uummmhhh,,", Nirmala mendesah karena rasa pedih yang dia rasakan sudah hilang sehingga hanya tinggal rasa nikmat saja yang Nirmala rasakan. Air mata Nirmala pun sudah tidak keluar lagi karena mata Nirmala sudah kering.
"nah,,mulai enak ya?", ejek Pak Dirman melihat Nirmala yang mulai keenakan. Rasa malu dan hina menyerang Nirmala sehingga Nirmala menolehkan kepalanya ke kiri dan menutup matanya, tapi Nirmala tidak bisa berhenti mendesah karena itu adalah lolongan jiwanya. Pak Dirman menciumi leher Nirmala membuat Nirmala merinding karena geli.
"aaahhh,,", aliran listrik menjalar di sekujur tubuh Nirmala yang menandakan kalau dia sudah mencapai orgasme pertamanya.
"ccppllkk,,ccppllkk,,", suara penis Pak Dirman yang keluar masuk vagina Nirmala yang kini sudah becek gara-gara cairan vagina Nirmala sendiri. Jepitan vagina Nirmala dan rasa hangat dari cairan vagina Nirmala membuat Pak Dirman betah membiarkan penisnya berlama-lama di dalam vagina Nirmala sehingga Pak Dirman menggenjot vagina Nirmala dengan tempo yang lambat.

"ooohh,,yeesshh,,", erang Pak Dirman karena dia sedang menembaki rahim Nirmala dengan spermanya. Pak Dirman benar-benar puas menikmati permainannya dengan Nirmala yang baru saja selesai. Meskipun berkeringat, tapi tubuh Nirmala tetap mengeluarkan aroma wangi yang enak untuk dihirup.
"ploop,,", Pak Dirman mencabut penisnya dari vagina Nirmala. Cairan merah muda langsung meleleh keluar dari vagina Nirmala. Cairan merah muda itu dihasilkan dari campuran darah keperawanan Nirmala, cairan vagina Nirmala, dan sperma Pak Dirman yang tercampur dengan rata di dalam vagina Nirmala.
"wah,,udah jam 2 malem,,besok harus bangun pagi,,kita lanjutin besok ya,,hehe", kata Pak Dirman sambil mencubit pipi Nirmala yang halus itu. Lalu Pak Dirman meninggalkan Nirmala yang masih terikat ke ranjang. Nirmala menangis lagi karena keperawanannya baru saja direnggut oleh Pak Dirman, orang yang baru saja dia kenal, mending kalau ganteng, wajah Pak Dirman sama sekali tidak ada sisi bagusnya.

Pak Dirman kembali lagi ke kamar Nirmala.
"saya lupa,,". Pak Dirman memegang dildo yang besar di tangan kanannya dan memegang lakban serta gunting di tangan kirinya. Pak Dirman mendekat ke Nirmala, lalu Pak Dirman menancapkan dildo ke vagina Nirmala.
"nnghh,,", Nirmala menahan pedih karena dildo itu lumayan besar. Batang dildo itu sudah tertanam di dalam vagina Nirmala, lalu Pak Dirman menekan tombol on yang ada di pangkal dildo.
"mmmhhh,,", Nirmala mendesah ketika dildo itu mulai bergerak-gerak dan berputar-putar di dalam vaginanya. Pak Dirman menutupi pegangan dildo itu dengan lakban secara horizontal & vertical sehingga membentuk tanda '+'.

"selamat tidur ya,,bidadari cantik,,hehe,,", Pak Dirman meninggalkan Nirmala yang terikat ke ranjang dengan dildo yang mengobok-obok vagina Nirmala. Orgasme demi orgasme Nirmala dapatkan dari dildo yang terus mengobok-obok vaginanya semalaman sampai-sampai tenaga Nirmala habis sehingga Nirmala pun pingsan.

Jumat, 31 Juli 2015

Malam pemerkosaan yang brutal

Malam pemerkosaan yang brutal

cerita bokep hot


Cerita bokep hot - Waktu sudah larut malam saat Wiwin dan Anisya pulang jalan-jalan dari sebuah mall di kota Bandung, kota tempat mereka menuntut ilmu pada sebuah PTN terkemuka. Saat itu kampus mereka sedang liburan semester yang lumayan lama, sehingga banyak di antara teman-teman mereka yang memilih pulang kampung, namun bagi Wiwin dan Anisya lebih memilih untuk tetap tinggal di kota Bandung karena tidak banyak yang dapat mereka kerjakan untuk mengisi waktu liburan di Jakarta kota asal mereka.

Sampai di tempat kost mereka kira-kira jam 10 malam. Saat itu daerah di sekitarnya sudah sepi begitupula di dalam kost-kostan karena semua penghuninya pulang ke kampung atau kota asal mereka masing-masing untuk memanfatkan waktu liburan kuliah mereka, dan kini tinggallah mereka berdua saja yang masih bertahan di dalam areal kost yang luas dan besar itu. Walau usia mereka terpaut jauh, mereka berdua sangatlah akrab karena selain mereka tinggal sekamar dan berasal dari Jakarta, di kampus mereka juga satu fakultas.

Wiwin saat ini berusia 26 tahun, sementara Anisya baru berusia 18 tahun. Keduanya memiliki wajah yang cantik, Wiwin dengan bentuk badan yang berukuran sedang nampak anggun dengan penampilan kesehariannya, sedangkan Anisya memiliki tubuh yang mungil dan wajah yang imut-imut. Banyak pria yang tertarik kepada mereka berdua, karena bukan saja mereka cantik dan pintar, namun mereka juga pandai dalam bergaul dan ringan tangan. Akan tetapi dengan halus pula mereka menolak berbagai ajakan yang ingin menjadikan mereka sebagai kekasih atau pacar dari para pria yang mendekati mereka.

Wiwin saat ini lebih memilih berkonsentrasi untuk menghadapi sidang skripsinya, sedang Anisya yang baru menamatkan tahun pertamanya di kampus tersebut lebih memilih untuk aktif di organisasi kampus dari pada pacaran atau berhura-hura.

Sesampainya di kost, Wiwin langsung menuju ke kamar kost dan membuka pintu, sedangkan Anisya mampir dulu ke kamar mandi yang terletak agak jauh dari kamar kost mereka. Setelah membuka kamar, Wiwin begitu terkejut ketika dilihatnya kamar mereka sudah berantakan seperti habis ada pencuri. Belum lagi sempat memeriksa segalanya, tiba-tiba kepala Wiwin sudah dipukul dari belakang sampai pingsan.

Wiwin tidak tahu apa-apa sampai tubuhnya digoncang-goncang seseorang hingga tersadar dan menemukan dirinya sudah dalam keadaan terikat di kursi tempat biasanya dia duduk untuk belajar dan mulutnya disumpal kain, sehingga tidak dapat bersuara. Belum lagi lama dia siuman, matanya terbelalak ketika melihat pemandangan di sekitarnya, ia melihat dua pria di depannya. Yang menyuruhnya bangun, orangnya berbadan tinggi besar dan kepalanya berambut gondrong dia hanya mengenakan celana jeans kumal, badannya telanjang penuh dengan tatto. Dan satu orang lagi juga berbadan agak gemuk, berambut acak-acakan juga hanya mengenakan celana jeans.

Wajah mereka khas, usia mereka sekitar 40 tahunan. Sementara kamar kost mereka dalam keadaan tertutup rapat, jendela pun yang tadinya agak sedikit terbuka kini telah tertutup rapat. Tidak beberapa lama kemudian mata Wiwin kembali terbelalak dan ingin menjerit, karena kedua orang itu ternyata dikenalnya. Yang membangunkan dia bernama Asan dan satu lagi bernama Thomas atau sering dipangil Liem. Mereka berdua adalah teman dari Henry pemilik kost yang sering nongkrong di tempat itu, pekerjaan mereka tidak jelas.

Memang beberapa waktu yang lalu Wiwin dan Anisya dikenalkan oleh Henry kepada Asan dan Liem. Karena dengan setengah memaksa Henry, Asan dan Liem ingin dikenalkan dengan Wiwin dan Anisya yang waktu itu baru pulang dari kampus. Rupanya mereka berdua tertarik dengan kecantikan Wiwin dan Anisya. Akan tetapi rupanya cinta mereka bertepuk sebelah tangan, Wiwin dan Anisya lebih sering menghindar untuk bertemu dengan Asan dan Liem. Dan yang membuat hati Wiwin menjerit dan panas adalah begitu sadar sepenuhnya dan mengetahui Asan sedang duduk di pinggir ranjang mereka sambil memangku Anisya yang saat itu sudah tinggal memakai BH dan celana dalamnya saja yang berwarna putih.


Anisya sambil menangis memohon-mohon minta dilepaskan, air matanya telah membasahi wajahnya yang cantik itu. Tapi si Asan yang badannya jauh lebih besar itu tidak menghiraukannya, dia mulai meremas-remas payudara Anisya yang baru sekepalan tangan orang dewasa itu yang masih terbungkus BH itu, kemudian menjilati leher Anisya.
Pria itu lalu berkata, “Diam, jangan macam-macam atau kupatahkan lehermu, nurut saja kalau mau selamat..!”
Setelah itu dilumatnya dengan rakus bibir indah Anisya dengan bibirnya, “Hmp.., cup.., cup..,” begitulah bunyinya saat kedua bibir mereka beradu.
Air liur pun sampai menetes-netes keluar, rupanya lidah Asan bermain di dalam rongga mulut Anisya.

Sementara itu Liem yang berada di samping Wiwin berkata kepada Wiwin, “Hei, elo sudah bangun ya, teman elo ini boleh juga, gue pake dia dulu ya, baru setelah itu giliran elo, nah sekarang elo perhatikan gue baik-baik kalo sampe elo nanti engga bisa muasin nafsu gue, mampus deh elo..!” sambil mengelus-elus kepala Wiwin.
Wiwin mau berontak tapi tidak dapat berbuat apa-apa, Wiwin pun mulai pucat.

Lalu Asan yang masih memangku Anisya menyudahi serbuan bibirnya dan berkata, “Ok Sayang, ini waktunya pesta, ayo kita bersenang-senang!”
Dia menyuruh Anisya berlutut di depannya dan menyuruhnya membukakan celana jeans kumalnya, lalu mengulum batang kemaluannya.
Sambil menangis Wiwin memohon belas kasih, “J.. ja.. angan.. tolong jangan perkosa saya, ambil saja semua barang di sini!”
Belum selesai berkata, tiba-tiba, “Pllaakk..!” si Asan menampar pipinya dan menjambak rambutnya.

Dengan paksa Anisya dibuat berlutut di depannya, “Masukkan ke dalam mulut elo, hisap atau gue bunuh elo..!”
Terpaksa dengan putus asa dan wajah yang pucat dan gemetar, Anisya membuka celana Asan dan begitu dia menurunkan celana dalam Asan tampaklah kemaluan Asan yang telah membesar dan menegang. Tanpa membuang waktu Asan segera memasukkan kemaluannya itu ke mulut Anisya yang mungil itu. Batang kemaluannya tidak dapat sepenuhnya masuk karena terlalu besar, dengan kasar dia memaju-mundurkan kepala Anisya.
“Hhmpp.., emphh.. mpphh..!” begitulah suara Anisya saat mulutnya dijejali dengan kemaluan Asan.

Liem juga tidak tinggal diam, rupanya nafsu telah memenuhi otaknya, setelah dia melepas celana jeansnya dia berdiri di samping Anisya, menyuruh Anisya mengocokkan batang kemaluannya yang juga telah membesar dengan tangan. Batang kemaluan Liem tidak sebesar temannya, tapi diameternya cukup lebar sesuai dengan tubuhnya. Sekarang Anisya dalam posisi berlutut dengan mulut dijejali kemaluan Asan dan tangan kanannya mengocok batang kemaluan Liem.
“Emmhh.. benar-benar enak emutan gadis cantik ini, lain dari yang lain..!” kata Asan.
“Iya, kocokannya juga enak banget, tangannya halus nih..!” timpal Liem.

Beberapa lama kemudian nampak tubuh Asan menegang, seluruh badannya mengejang, dan, “A.. akh..!” Asan akhirnya berejakulasi di mulut Anisya.
Cairan putih kental memenuhi mulut Anisya menetes di pinggir bibirnya seperti vampire baru menghisap darah, dan Anisya terpaksa meminum semuanya karena takut ancaman mereka dan juga kuatnya pegangan tangan Asan di kepalanya.

Setelah itu mereka melepas BH dan CD Anisya, sehingga dia benar-benar telanjang bulat sekarang, tampaklah payudara dan bulu-bulu kemaluannya yang masih halus dan jarang.
“Waw cantik sekali anjing ini.” ujar Liem sambil memandangi tubuh bagian dada dan bawah Anisya yang sedang terisak-isak ketakutan.

Kali ini Liem duduk di pinggir ranjang dan menyuruh Anisya berjongkok di depannya sambil terus memijati dan mengocok batang kemaluan dengan tangannya. Anisya terpaksa menuruti kemauan Liem itu sambil sesekali dipaksa untuk menjilati ujung batang kemaluannya, sehingga Liem mendengus keenakan. Sementara itu si Asan mengambil posisi berbaring di bawah kemaluan Anisya dan menjilati liang vaginanya sambil sesekali menusuk-nusukkan jarinya ke liang kemaluan itu.

cerita bokep hot


Seketika itu Anisya kaget dan, “Ehhgh.., iihh.. iih.. eggmhh..!” Anisya pun merintih-rintih jadinya, badannya menggeliat-geliat akibat tusukan jari-jari serta jilatan lidah Asan di kemaluan Anisya.
“Ayo anjing.., kocok terus barang gue..!” bentak Liem sambil menampar kepala Anisya.
Kembali Anisya mengocok kemaluan Liem sambil badannya terus meliak-liuk karena kemalunnya mendapat serangan dari tangan dan lidah Asan. Dari bibirnya pun terus terdengar suaranya merintih-tintih.

Sekitar 10 menit dikocok, Liem memuncratkan maninya dan membasahi wajah serta rongga mulut Anisya. Kali ini Anisya sudah tidak tahan dengan rasa cairan itu, sehingga dia memuntahkannya. Melihat itu Liem jadi gusar, dia lalu menjambak rambut Anisya dan menampar pipinya sampai dia jatuh ke ranjang.
“Pelacur anjing..! Kurang ajar, berani-beraninya membuang air maniku. Kalo sekali lagi begitu, kurontokkan gigi elo, dengar itu..!” bentaknya.

Asan pun terpaksa menyudahi aktifitasnya dan ikut-ikutan menampar Anisya.
“Goblok..! Gue lagi asyik nikmatin memek elo. Elo jangan macem-macem ya..!” bentak Asan.
Anisya hanya dapat menangis memegangi pipinya yang merah akibat dua kali tamparan itu. Nampak kemarahan Wiwin bangkit karena teman dekatnya diperlakukan begitu. Wiwin meronta-ronta di kursinya, tapi ikatannya terlalu kencang sehingga hanya dapat membuat kursi itu bergoyang-goyang. Melihat reaksi Wiwin si Asan berkata, “Kenapa? Elo tidak terima ya pacar elo gue pinjam, tapi sayang sekarang elo nggak bisa ngapa-ngapain, jadi jangan macem-macem ya, ha.. ha.. ha..! Abis ini giliran elo yang gue entot..! Hahaha..!”

Mereka kembali menggerayangi tubuh Anisya, kali ini Asan merentangkan tubuh Anisya di tempat tidur dan membuka lebar kedua pahanya, dan segera mulai memasukkan batang kejantanannya ke liang kemaluan Anisya.
“J.. jangan. Aduh.., tto.. long.., Mbak Wiwin. Ampun Bang..!” pinta Anisya sambil mencoba berontak tapi dengan sigapnya Liem membantu Asan dengan memegangi kedua tangan Anisya.
Batang kemaluan yang ukurannya besar itu dimasukkannya dengan paksa ke liang kemaluan Anisya yang masih sempit, sehingga dari wajah Anisya terlihat dia menahan sakit yang amat sangat, tangisannya pun semakin keras.

cerita bokep hot

Setelah hampir seluruh batang kemaluannya terbenam di dalam liang kemaluan Anisya, Asan mulai memaju-mundurkan pantatnya, mulai dengan irama pelan hingga dengan cepat. Keringat pun dengan deras membasahi kedua tubuh itu. Beberapa saat kemudian dari sela-sela kemaluan Anisya mengucur darah segar bercampur dengan cairan bening hingga warnanya berubah menjadi merah muda meleleh membasahi paha Anisya.
“Aakkh.. aahh.. aa. ouhh.. ss.. aakit. ooh. aampuun.. ohh..,” begitulah erangan dan teriakan Anisya merasakan sakitnya.

Rupanya teriakan dan erangan Anisya menambah nafsu dan semangat Asan untuk terus memompakan kemaluannya dengan keras dan cepat hingga badan Anisya pun terbanting-banting dan terguncang-guncang keras. Anisya hanya pasrah mengikuti irama Asan dan kedua tangan Anisya pun kini sudah dilepas oleh Liem.

Selama beberapa menit disetubuhi oleh Asan, tiba-tiba badan Anisya menegang sampai secara refleks dia memeluk kepala Asan yang sedang asyik menggenjotnya. Dia rupanya mengalami orgasme sampai akhirnya melemas kembali. Asan pun menyudahi gerakan memompanya namun kemaluannya masih tetap tertanam di dalam liang vagina Anisya.
“He.. he.. he.. Baru kali ini kan loe ngerasain pria cokin, gimana rasanya enak engga, jawaabb..!” bentak si Asan sambil menarik rambut Anisya.

Karena takut mereka semakin gila, terpaksa dengan berlinang air mata Anisya menjawab, “E.. e.. enak, enak sekali..!”
“Jawab lebih keras supaya teman loe dengar pengakuan loe..!” kata Liem.
“I.. iya, s.. saya suka sekali bercinta.” jawabnya dengan suara terbata-bata.
“Tuh, kamu dengar kan, apa kata teman elo, dia suka dientot, ha.. ha.. ha..!” ejek mereka pada Wiwin yang hanya dapat meronta-ronta sambil menangis di kursinya.
Hatinya benar-benar serasa mau meledak tapi dia tidak dapat berbuat apa-apa.

Kemudian si Asan mencabut kemaluannya dan membuat posisi badan Anisya gaya posisi anjing, dia kemudian memasukkan kejantanannya yang berukuran 20 cm lebih itu ke pantatnya Anisya hingga terbenam seluruhnya.
Karena rasa perih dan sakit yang tidak terhingga, maka Anisya berteriak memilukan, “Aaakkhh..!”
Lalu dia menariknya lagi, dan dengan tiba-tiba sepenuh tenaga dihujamkannya benda panjang itu di pantat Anisya hingga membuatnya tersentak kaget dan kesakitan sampai matanya membelalak.

“Ooughh..!” Anisya mendengus keras menahan rasa perih dari lubang duburnya, seluruh badannya kembali mengeras lolongannya pun kembali terdengan memilukan, “Aahh.. ouh.. aah..! Aa.. mpun.., ssakit. Aakhh..!”
Kini Asan meyodomi Anisya dengan irama yang keras dan cepat hingga Anisya menggelepar-gelepar, dan badannya kini mulai melemah dan habis akibat digenjot oleh Asan.
Tidak beberapa lama Asan akhirnya mencabut kemaluannya dari lubang dubur Anisya dengan kasar. Kembali darah segar mengucur deras dari liang dubur Anisya, sementara Anisya tertelungkup jatuh ke kasur disertai rintihan panjang melemah, “Aahh..!”
Namun Asan belum juga puas, kemalunnya masih garang. Kini ditelentangkannya Anisya dan kembali Asan meniduri Anisya dan memasukkan kembali batang kemaluannya ke lubang vagina Anisya yang telah lemas itu, dan kembali Asan menggenjot tubuh lunglai itu.

Tidak lama Asan pun berejakulasi di rahim Anisya. Lolongan kepuasan keluar dari mulut Asan disaat menyemprotkan spermanya yang jumlahnya banyak itu hingga meluber keluar dari sela-sela kemaluan Anisya. Anisya pun merintih lirih, dan akhirnya bersamaan dengan itu Anisya pun pingsan karena kehabisan tenaga dan rasa sakit yang tidak terhingga.

Dengan perasaan puas Asan pun merebahkan badannya di samping Anisya yang tergeletak tidak bergerak.
“Akhirnya gue perawanin juga elo. Dasar cewek sombong..!” ujarnya sambil mengehela napas dan melirik Anisya.

Sesudah itu kini Liem yang tadi menjadi penonton mulai mendekati Wiwin yang masih terikat lemas di kursinya.
“Hei, teman elo boleh juga tuh. Nah, sekarang giliran elo yang servise gue. Asal elo tau gue itu naksir berat ama elo, tapi elo menghindar melulu. Gue tau gue jelek dan gue beda ama yang elo bayangkan jadi pacar elo. Buat gue itu engga soal, sekarang gue cuma mau perkosa elo. Udah gitu elo bebas, tapi kalo elo berontak, Mati elo..!”
“PLAAK..!” sebuah tamparan keras menghantam kepala Wiwin hingga Wiwin yang masih diikat di kursi itu terjatuh bersama kursinya.
“Hmmph..!” dengan mulut tersumbat Wiwin berteriak.


Kemudian dia menarik dan meletakkan tubuh Wiwin mengembalikan ke posisi semula. Dengan pisau dapur milik kedua mahasiswi itu dia merobek-robek baju kaos lengan panjang yang dikenakan oleh Wiwin. Nafas Wiwin tersentak ketika dengan cepat Liem dengan pisaunya melucuti BH dan celana panjang bahan yang dikenakannya. Sekarang Wiwin hanya memakai celana dalamnya yang berwarna putih serta sepasang kaos kaki putih setinggi lutut yang selalu dikenakannya. Payudaranya yang penuh bulat terbuka, tubuhnya putih mulus masih dalam posisi terikat di tempat duduknya.

“Hmph.., hmph..!” Wiwin meronta sambil memandang Liem dengan putus asa, matanya memerah dan air matanya mengalir deras membasahi pipinya, wajahnya pucat pasi.
Karena dia menyadari yang akan terjadi pada dirinya, yaitu sebagai pemuas nafsu bejat.
“Diem brengsek..!” kata Liem, “PLAK..!” sekali lagi tamparan kuat mendarat di pipi Wiwin, membuat kepala Wiwin tersentak.
cerita bokep hot

Kemudian ia membuka ikatan Wiwin dan membantingnya ke tempat tidur dalam posisi telungkup, dan setelah itu dia merentangkan kedua tangan Wiwin serta melebarkan kedua kaki Wiwin hingga posisi Wiwin kini seperti orang merangkak. Wiwin hanya dapat pasrah mengikuti kemauan Liem. Tepat di hadapannya terdapat kaca rias, setinggi tubuh manusia. Kaca itu biasanya digunakan Wiwin dan Anisya untuk berdandan sebelum pergi kuliah.

Leim lalu merobek celana dalam Wiwin dengan kasar dan menjatuhkannya ke lantai. Sekarang Wiwin dapat melihat dirinya melalui cermin di depannya telanjang bulat, dan di belakang dilihatnya Liem sedang mengagumi dirinya.
“Gila bener! Gue suka pantat lo. Lo bener-bener oke!”
Liem menampar pantat sekal Wiwin yang sebelah kiri yang membuat Wiwin menjerit kaget.

Lalu tanpa menunggu lagi, Liem yang mulai dirasuki nafsu sex memperlihatkan penisnya yang sudah keras. Liem hanya membiarkan topi yang masih tetap membungkus kepala Wiwin dan sepasang kaos kaki putih yang masih dikenakan Wiwin, mungkin ini dapat membuat nafsu Liem semakin menjadi. Karena memang dengan mengenakan topi, wajah Wiwin jadi nampak cantik dan lucu seperti komentar kebanyakan teman-temannya.

Kemudian Liem menyelipkan penisnya di antara kedua kaki Wiwin lewat belakang.
“Ooh.., ampun Pak Liem. Ampunn.., jangann.. jangan! Ampun, jangan..!” Wiwin mulai menangis dan rasa tegang menyeliputi hatinya.
Sambil menoleh ke belakang dan memandang Liem, Wiwin mencoba untuk meminta belas kasihan. Terlihat air mata meleleh dari matanya. Namun Liem terus mengancam dengan pisau dapur yang masih digenggamnya.

Liem tidak perduli Wiwin memohon-mohon. Kepala penisnya kemudian menyusuri belahan pantat Wiwin, terus menuju ke bawah, kemudian maju mendekati bibir vaginanya. Setelah tangan si Liem memegang pinggul Wiwin, dengan satu gerakan keras penisnya bergerak maju.
“Arrgghh.., ahh.., Ampun..!” Wiwin menjerit-jerit ketika penis Liem mulai membuka bibir vaginanya dan mulai memasuki lubang kemaluannya.
Kaki Wiwin mengejang menahan sakit ketika penis Liem terus menembus masuk tanpa ampun menusuk-nusuk selaput daranya.

Bibir tebalnya menganga membentuk huruf O dan mengeluarkan rintihan-rintihan, “Oohh.., oouugghh.., aa.. ampuun Bangg..! Aakkhh..!”
Badannya pun tersodok-sodok. Liem terus bergerak memompa maju mundur memperkosa Wiwin. Ketika kepala Wiwin terjatuh lunglai kesakitan, dia menarik kepala Wiwin sehingga kepalanya kembali terangkat dan Wiwin kembali dapat melihat dirinya disetubuhi oleh Liem melalui cermin di depannya.

Kadang-kadang Liem menampar pantat Wiwin berulang kali, juga dilihatnya payudara Wiwin yang tersentak-sentak setiap kali Liem menyodok penisnya ke dalam vagina Wiwin dan dia hanya dapat pasrah mengerang-ngerang dan merintih. Tiba-tiba Liem mengeluarkan penisnya dari vaginanya. Wiwin langsung meronta dan berlari menuju pintu, berharap seseorang akan melihatnya minta tolong, biarpun dirinya telanjang bulat.

Tapi tiba-tiba Asan yang ternyata sudah pulih terlebih dahulu menyambar pinggangnya sebelum Wiwin sampai ke pintu depan.
“Ahh, tolong! Tolompphh..,” teriakan Wiwin dibungkam oleh tangan Asan, sementara itu Liem mendekat dan memukul Wiwin dengan keras.
Wiwin pun jatuh terjelembab ke lantai.
“Dasar Bandel ya..!” ujar Liem.

Kemudian Liem mengikat tangan Wiwin menjadi satu ke depan. Setelah itu, Wiwin didorong hingga terjatuh di atas lutut dan sikunya. Sekarang Liem memasukkan penisnya ke mulut Wiwin.
“Mmpphh..!” Wiwin mencoba berteriak dengan penis yang sudah masuk di dalam mulutnya.
Sementara itu Liem dengan tenang terus menggerakkan penisnya di mulut Wiwin. Kedua tangan Liem memegang kepala Wiwin dengan kencangnya menggerak-gerakkan maju dan mundur. Mata Wiwin tertutup dan wajahnya memerah, air matanya masih meleleh turun di pipinya, baru pertama kali dalam seumur hidupnya dia diperlakukan seperti ini.

Setelah beberapa lama mengocok kemaluannya di rongga mulut Wiwin, terlihat tanda-tanda Liem akan mencapai klimaksnya, gerakan memaju-mundurkan kepala Wiwin semakin cepat.
Dan, “Akkh.. Croot.., croot..!” Liem berejakulasi di mulut Wiwin, sperma yang keluar jumlahnya cukup banyak sehingga meluber keluar dari mulut Wiwin.
Wiwin hanya dapat mendengus-dengus dan dengan terpaksa menelan semua sperma yang dimuntahkan Liem tadi, sementara pegangan tangan Liem di kepala Wiwin semakin kencang, sehingga sulit bagi Wiwin untuk menarik kepalanya.

Setelah semprotan sperma yang terakhir, barulah Liem mencabut kemaluan dari mulut Wiwin yang kini mulutnya terlihat penuh dengan lendir memenuhi rongga mulutnya hingga ke bibirnya. Dengan napas puas Liem mencapakkan kepala Wiwin hingga telentang di kasur.
“Siap, siap Sayang. Gue musti ngerasain pantat lo yang putih mulus dan sekal ini..!” tiba-tiba terdengar suara Asan yang sudah berada di samping Wiwin.
Wiwin memandang Asan dengan wajah ketakutan. Dia tahu bagaimana Asan memperlakukan Anisya hingga pingsan.

Kemudian Asan menoleh ke Liem yang duduk di belakangnya untuk istirahat setelah klimaks tadi.
“Ja.. jangan, jangann.. Bang Asan.. saya nggak mau diperkosa di situ Bang..! Ampun Bang. Rasanya ssakit.., kasihani saya Bang..!” ujar Wiwin memelas kepada Asan.
“He Anjing. Gue tetep nggak perduli lo mau apa nggak..!”
Asan menarik tubuh Wiwin hingga dia terjatuh di atas sikunya lagi ke lantai, dan mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi. Kemudian dia menempatkan kepala penisnya tepat di tengah liang masuk anusnya.
cerita bokep hot

Setelah itu dia membuka belahan pantat Wiwin lebar-lebar.
“Ampun, jangan..! Sakit..! Ampun Bang Asan. Ampun..! Aakkhh..!”
Asan mulai mendorong masuk, sementara Wiwin mejerit-jerit minta ampun. Wiwin meronta-ronta tidak berdaya, matanya terbelalak, hanya semakin menambah gairah Asan untuk terus mendorong masuk penisnya. Wiwin terus menjerit, ketika perlahan seluruh penis Asan masuk ke anusnya.
“Ampun..! Sakit sekali! Ampun! Ooughh.. iihh..!” jerit Wiwin, ketika Asan mulai bergerak pelan-pelan keluar masuk anusnya.

“Buset! Pantat lo emang sempit banget! Lo emang cocok buat beginian!” kata Asan sambil mengusap-usap buah pantat Wiwin.
Sementara itu darah segar terlihat mulai mengalir menetes-netes membasahi paha dan kasur.
“Bener-bener pantat kualitas nomer satu!” omel Asan sambil terus memompa kemaluannya.

Tangisan Wiwin makin keras, “Sakit! Sakit sekali! Ampun, sakit! Sakit Pak, ampun..!”
Sementara itu badannya mengejang-ngejang menggelepar-gelepar menahan rasa sakit yang teramat sangat, tubuhnya semakin basah oleh keringatnya.
“Gila, gue bener-bener seneng sama pantat lo!” ujar Asan sambil terus menyodomi Wiwin.
Hingga akhirnya tubuh Asan mengejan keras, kepalanya menengadah ke atas, cengkraman tangan di pinggang Wiwin pun semakin keras dan urat-uratnya pun kini terlihat pertanda sebentar lagi dia akan mencapi klimaksnya.

Asan berejakulasi di lubang pantat Wiwin yang semakin kepayahan dan tubuhnya melemah. Asan pun dengan menghela napas lega kembali menjatuhkan tubuhnya ke samping tubuh Wiwin yang juga terjatuh telungkup badannya lemas dan menahan rasa sakit yang tidak terhingga di lubang duburnya yang kini mengalami pendarahan.

Suara yang terdengar dalam kamar kost itu hanya tangisan Wiwin, tangisan yang benar-benar menyayat hati, yang membuat Liem kembali bangkit nafsunya. Liem berjongkok membalikkan tubuh Wiwin yang tadinya telungkup menjadi telentang. Kemudian menarik kaki Wiwin, lalu membukanya dan menekuk hingga kedua pahanya menyentuh buah dadanya.


Kini posisi Wiwin telah siap untuk disetubuhi, Liem meraih penisnya yang telah kembali tegang dan memeganginya, memandang ke arah Wiwin yang memalingkan wajahnya dari Liem, matanya terpejam erat-erat wajahnya yang masih mengenakan topi nampak cantik walau penuh dengan keringat dan air mata. Liem mengarahkan penisnya ke vagina Wiwin, cairan yang keluar dari penisnya membasahi vaginanya, membantu membuka bibir vagina Wiwin. Wiwin mengerang dan merintih, tubuhnya kembali meronta-ronta, giginya menggeretak, Liem nampak menikmati jeritan Wiwin ketika dia menghunjamkan penisnya ke vaginanya yang telah basah oleh darah dan cairan vaginanya.

“Aahhgghh..!” Liem mulai memperkosa Wiwin.
Kaki Wiwin terangkat karena kesakitan dan rintihan terdengar dari tenggorokannya. Tubuhnya mengejang berusaha melawan ketika Liem mulai bergerak dengan keras di vagina Wiwin. Liem menarik penisnya sampai tinggal kepalanya di vagina Wiwin sebelum didorong lagi masuk ke dalam rahimnya. Liem semakin bersemangat mompakan batang kemaluannya di dalam rahim Wiwin.

Nafsu telah membakar dirinya sehingga gerakannya pun semakin keras, sehingga semakin cepat tubuh Wiwin pun lemas tergoncang-goncang dan tersodok-sodok. Dan suatu ketika dengan kasarnya dicampakkannya topi yang menutupi kepala Wiwin oleh Liem, sehingga tergerailah rambut indah seukuran bahu milik Wiwin. Kini pada setiap hentakan membuat rambut indah Wiwin tergerai-gerai menambah erotisnya gerakan persetubuhan itu. Sambil terus menggenjot Wiwin, bibir Liem kini dengan leluasa melumat dan menjilati leher jenjang Wiwin yang tidak tertutup topi dan menyedot salah satu sisi leher Wiwin.

Gerakan dan hentakan-hentakan masih berlangsung, iramanya pun semakin cepat dan keras. Wiwin pun hanya dapat mengimbanginya dengan rintihan-rintihan lemah dan teratur, “Ahh.. ohh.., ooh.. ohh.. oohh..!” sementara tubuhnya telah lemah dan semakin kepayahan.
Akhirya badan Liem pun menegang dan tidak beberapa lama kemudian Liem berejakulasi di rahim Wiwin. Sperma yang dikeluarkannya cukup banyak. Liem nampak menikmati semburan demi semburan sperma yang dia keluarkan, sambil menikmati wajah Wiwin yang telah kepayahan dan lunglai itu.

Liem mengerang kenikmatan di atas badan Wiwin yang sudah lemah yang sementara rahimnya menerima semburan sperma yang cukup banyak.
“Aauughh.. oh..!” Wiwin pun akhirnya tersentak tidak sadarkan diri dan jatuh pingsan menyusul Anisya temannya yang terlebih dulu pingsan.
Badan Liem menggelinjang dan mengejan disaat melepaskan semburan spermanya yang terakhirnya dan merasakan kenikmatan itu. Batinnya kini puas karena telah berhasil menyetubuhi dan memperkosa serta merengut keperawanan Wiwin gadis mahasisiwi cantik yang ditaksirnya itu.

Senyum puas pun terlihat di wajahnya sambil menatap tubuh lunglai Wiwin yang tergelatak di bawahnya. Liem pun ibarat telah memenangkan suatu peperangan, akhirnya terjatuh lemas lunglai tertidur dan memeluk tubuh Wiwin yang tergolek lemah.

Begitulah malam itu Asan dan Liem telah berhasil merenggut kegadisan dua orang gadis cantik yang ditaksirnya. Waktu pun berlalu, fajar pun hampir menyingsing, kedua tubuh gadis itu masih tidak bergerak. Bekas keringat, cairan sperma kering dan darah mulai kering nampak menghiasi tubuh telanjang tidak berdaya kedua gadis cantik itu.

Pagi itu saat Asan dan Liem sudah rapih mengenakan pakaian mereka, tiba-tiba Henry sang pemilik kost mendatangi kamar kedua gadis itu. Saat itu dia bersama Acong teman Henry yang juga teman Asan dan Liem.
“Hei.., kalian disini rupanya.” ujar Henry.
Dan seketika matanya terbelalak ketika melihat ke dalam kamar kost dan melihat tubuh kedua gadis telanjang itu tergeletak tidak bergerak.
“Wah elo-elo abis pesta disini ya..?” tanya Henry.
Tanpa menjawab, Liem dan Asan dengan tersenyum hanya berlalu meninggalkan Henry dan Acong yang terbengong-bengong.

Saat Liem dan Asan berjalan meninggalkan kamar kost, mereka sempat melirik ke belakang. Rupanya Henry dan Acong sudah tidak terlihat lagi dan kamar kedua gadis itu kembali rapat terkunci. Kini rupanya giliran Henry dan Acong yang berpesta menikmati tubuh kedua gadis malang itu.

Memang rupa-rupanya Henry juga memendam cinta kepada gadis-gadis itu dan kali ini dia dibantu oleh Acong dapat leluasa menikmati tubuh gadis-gadis itu. Kembali tubuh Anisya dan Wiwin yang sudah tidak sadarkan diri menjadi bulan-bulanan. Henry dan Acong pun leluasa berejakulasi di mulut dan rahim gadis-gadis itu sepuas-puasnya